KISAH miris Antonio Cassano, mantan pemain Real Madrid yang kariernya hancur karena selai roti Nutella. Eks penyerang Timnas Italia itu mengaku naik hingga 14 kilogram karena sering makan Nutella langsung dari botolnya.
Cassano tiba di Santiago Bernabeu pada Januari 2006 menyusul kesuksesannya selama lima musim di AS Roma. Dia mengawali kariernya di ibu kota Spanyol dengan baik usai mencetak gol kemenangan dalam laga kontra Atletico Madrid.
Namun, Cassano kemudian dibuang oleh pelatih asal Italia, Fabio Capello, yang juga mantan juru taktiknya di AS Roma, setelah hanya mencetak dua gol dalam 19 laga di Liga Spanyol. Cassano pun dipinjamkan ke Sampdoria pada musim panas 2007 dan dipermanenkan setahun kemudian.
Padahal, Cassano dinilai punya bakat yang mumpuni untuk sukses di Real Madrid. Namun, pemain yang pensiun pada 2018 tersebut mengakui bahwa salah satu faktor kegagalannya adalah keseringannya mengonsumsi Nutella secara langsung dari botolnya.
“Ketika saya tiba di Real Madrid, berat badan saya langsung turun 12 kilo,” kata Cassano ketika berbincang dengan eks striker Timnas Italia, Christian Vieri, dalam kanal Bobo TV di Twitch pada 2021.
“Kemudian, berat badan saya naik lagi. Nutella merupakan salah satu sponsor klub dan setiap bulan, mereka akan memberikan lima kilogram dari produk mereka.”
Cassano mengakui bahwa kedatangan Capello sempat membuatnya beradaptasi dengan baik. Namun, berat badannya naik 14 kilogram gara-gara Nutella dan dia mengaku menyesalinya.
“Ketika Capello tiba [pada musim panas 2006], saya mencetak dua gol dalam dua laga dan merasa seakan raja dunia. Dia menarik saya keluar di babak pertama kontra Lyon, saya berargumen degannya di Jerez dan dia mencoret saya dari tim,” lanjut Cassano.
“Dalam tujuh bulan, berat badan saya naik 14 kilo, saya memakan Nutella langsung dari botolnya dan saya tidak memedulikan apa pun. Saya merasa jijik,” tambah eks pemain yang juga pernah membela AC Milan dan Inter Milan itu.
“Kesalahan terbesar saya selama satu setengah tahun di Real Madrid adalah karena saya melakukan segalanya dan lebih banyak lagi untuk merusaknya. Itu adalah penyesalan besar,” pungkasnya.
(Reinaldy Darius)
