"Kalau ini (naturalisasi) sebuah dari akselerasi, shortcut, jalan pintas, satu mau sampai kapan? Kedua KPI-nya apa dari setiap gelombang," sergah Towel, dikutip dari kanal Youtube Sportify Indonesia, Sabtu (16/12/2023).
"Karena mau 11, 15, 20, kalau mau ya bisa saja. Cuma pertanggungjawabannya itu seperti apa, lalu pertanyaan berikutnya, kompetisinya (Liga 1) untuk apa? Pajangan? untuk Rame-rame?" cibirnya.
Proses naturalisasi pemain keturunan memang bisa membuat penggawa lokal iri. Akan tetapi, mereka tentu tidak perlu menanggapinya dengan berlebihan. Hadirnya pemain keturunan hasil naturalisasi seharusnya membuat penggawa lokal mau meningkatkan kualitas serta bersaing mendapat tempat di skuad.
(Wikanto Arungbudoyo)