Kemampuan Boaz Solossa dalam dunia kulit bundar tidak lahir dalam semalam. Keluarga Boaz, terutama sang paman, melarangnya terjun ke dunia sepak bola. Pamannya bernama Jaap Solossa merupakan seorang Gubernur Papua. Sang paman berpendapat bahwa Boaz harus fokus pada pendidikan.
Meskipun dihadapkan pada penolakan, Boaz tak pernah menyerah. Dia memutuskan untuk pindah ke Jayapura untuk melanjutkan pendidikan.
Boaz kemudian mendapatkan informasi tentang seleksi tim Papua untuk mengikuti PON 2004. Tanpa sepengetahuan sang paman, ia memutuskan untuk ikut seleksi tersebut. Beruntung, Boaz Solossa berhasil menarik perhatian pelatih Rully Nere dan dengan mudah masuk ke dalam tim utama.
Meski berhasil meyakinkan pelatih, Boaz masih belum mendapatkan restu dari sang paman untuk bermain di PON 2004. Situasi ini berubah ketika Rully Nere berusaha meyakinkan sang paman dengan menunjukkan kualitas permainan Boaz dalam sebuah pertandingan uji coba.
Demikian kisah Boaz Solossa, legenda Timnas Indonesia yang sempat difitnah tak nasionalis.
(Rivan Nasri Rachman)