Menit bermain Pratama Arhan yang masih minim di Tokyo Verdy menjadi dasar Griffs dalam mengungkapkan kekhawatiran tersebut. Menurutnya, jika di Liga 2 Jepang saja Arhan sulit bersaing, besar kemungkinan eks pemain PSIS Semarang itu kian kesulitan jika berkarier di kasta teratas Korea Selatan.
Griffs mengatakan minimnya menit bermain amat berbahaya bagi perkembangan pemain muda. Kendati demikian, dirinya tetap optimistis Arhan bisa mencuri ilmu dan pengalaman jika membela klub elite Asia.
“Suwon FC selangkah lebih maju dari Verdy. Saya tahu dia punya potensi tapi pada dasarnya dia tidak bermain sepak bola di klub sejak pindah ke Verdy yang 100 persen akan merugikan perkembangan pemain muda. Tapi saya sangat optimis,” tutur Griffs.
Bersama Tokyo Verdy, Arhan memang masih kesulitan mendapat kesempatan tampil. Pemain spesialis lemparan ke dalam itu baru mengemas tiga penampilan bersama klub ibu kota Jepang tersebut.
(Djanti Virantika)