KISAH calon penyerang PSG, Goncalo Ramos, dapat didikan sang ayah yang mantan pemain top Portugal akan diulas Okezone. Klub superkaya dari Prancis, Paris Saint-Germain (PSG), disebut hampir menyelesaikan transfer Goncalo Ramos dari klub asal Portugal, Benfica.
PSG membayar mahal untuk bisa mendapatkan jasa Goncalo Ramos. Mereka harus mengamankan paket transfer dengan nilai yang mencapai 80 juta euro atau sekira Rp1,3 triliun. Penyerang Timnas Portugal di Piala Dunia 2022 itu akan dipagari kontrak hingga 30 Juni 2028.
Berdasarkan laporan pengamat transfer, Fabrizio Romano, nama Goncalo Ramos juga masuk dalam daftar buruan Manchester United. Namun, Goncalo Ramos bukanlah prioritas karena klub tersebut selalu dikaitkan dengan nama penyerang asal Denmark, Rasmus Hojlund.
Di PSG, Goncalo Ramos bakal memperkuat lini serang Les Parisiens -julukan PSG- yang telah ditinggal Lionel Messi dan Mauro Icardi. Ditambah lagi, loyalitas Kylian Mbappe juga kian tidak menentu.
Penyerang yang satu ini memiliki nama lengkap Goncalo Matias Ramos. Ia lahir pada tanggal 20 Juni 2001, di Olhao, Portugal.
Olhao memiliki nama resmi Olhao da Restauracao. Kota pelabuhan tersebut berada di selatan Portugal.
Kedua orangtua Goncalo Ramos bernama Nee Matias dan Manuel Sendara Ramos. Kedua orang tersebutlah yang berperan sangat besar membentuk GoncaloRamos seperti hingga saat ini.
Goncalo Ramos termasuk anak yang beruntung karena tumbuh di lingkungan yang dipengaruhi oleh sepakbola. Sang ayah diketahui memiliki rekam jejak sebagai mantan pesepakbola profesional.
Kerja keras ibu dan ayahnya membuat keluarga Goncalo Ramos berkecukupan. Walaupun tidak banyak informasi tentang ibunya, namun ayahnya menghasilkan jutaan dolar sebagai pesepakbola profesional hingga menjadi pelatih.
Alhasil, sebagai seorang anak, hidup Goncalo Ramos pun diisi dengan kegiatan olahraga khususnya sepakbola. Mulai dari menonton, lalu mengikutinya hingga terlibat dengan sang ayah dalam pelatihan.
Latar belakang ekonomi orangtuanya membuat bintang baru Portugal itu bisa mendapat pendidikan di sekolah yang bagus. Ia beruntung memiliki orangtua yang mampu membawanya ke sekolah mana pun yang dirasa terbaik.
Goncalo Ramos menyelesaikan pendidikan akademik dasar dan menengah di kampung halamannya, Olhao, Portugal. Semua tidak sia-sia karena bakat sepakbolanya bisa terasah selama masa sekolahnya.
Hal ini karena keseriusannya berpartisipasi di setiap turnamen sepakbola. Harus diakui Goncalo Ramos bermain sejak usia ideal. Karena ia sudah bermain di usia 8 tahun dan mampu mencetak 30 gol per musimnya.
Pengalamannya bertambah pada usia 12 tahun dengan terdaftar di akademi sepakbola Benfica untuk usia muda. Bisa dikatakan Goncalo Ramos merupakan salah satu kisah sukses dari sulitnya menggabungkan sepakbola profesional dengan pendidikan ala sekolah konvensional.
Keluarga mereka juga memiliki dukungan kuat dari pergaulan solid bersama rekan-rekan satu tim ayahnya. Mereka sangat mencintai olahraga tersebut dan rela berbondong-bondong berkumpul di rumah.
Seiring berjalannya waktu, minat Goncalo Ramos untuk bermain sepakbola terus tumbuh dan kebersamaan bersama sang ayah semakin kuat. Sosok Ayahnya tersebut menjadi inspirasi utamanya dalam berkarier di dunia sepakbola.
Ia konsisten berkarier di jalur tersebut karena memiliki kecintaan yang mendalam terhadap sepakbola. Perjuangannya pun menuai hasil manis dengan berhasil membuat Portugal jatuh hati kepada permainannya.
Goncalo Ramos masuk dalam daftar Timnas Portugal U-19 yang muncul sebagai runner-up Piala Eropa U-19 2019 di Armenia. Ia menjadi pencetak gol terbanyak dengan empat gol dalam lima penampilan.
(Djanti Virantika)