Sontak kedua hal itu jadi perbincangan hangat publik sepakbola Malaysia, juga Indonesia. Kedua hal tersebut sebetulnya bukan polemik baru bagi sepakbola Malaysia.
Jauh sebelum ini, media Malaysia sempat memuat laporan jika pemain yang dinaturalisasi FAM meminta pembayaran tinggi. Hal itu dianggap konyol oleh media Malaysia.
“Banyak pemain hybrid dari luar negeri yang ingin bermain di Timnas, terutama dari skuad U-23, tetapi FAM harus melupakannya karena mereka meminta persyaratan yang konyol,” tulis salah satu media Malaysia Harian Metro dikutip dari Makan Bola pada September 2022 silam.
“Pembayaran yang diminta tidak sedikit, bahkan mencapai puluhan ribu Ringgit sehingga FAM harus melupakan jasanya,” lanjut laporan tersebut.
(Hakiki Tertiari )