PEMAIN naturalisasi Timnas Malaysia sedang disorot. Penyebabnya, pemain naturalisasi tersebut ada yang disebutkan tak hafal lagu kebangsaan Malaysia hingga tampak lesu saat tidak dimainkan oleh pelatih Timnas Malaysia, Kim Pan-gon.
Beberapa belakangan terakhir Timnas Malaysia tengah dapat sorotan, karena pemain naturalisasinya. Salah satu pemain yang dimaksud bernama Lee Tuck.
Lee Tuck merupakan pemain berkebangsaan Inggris, yang dinaturalisasi Federasi Sepakbola Malaysia (FAM). Hal itu gempar di media sosial TikTok.
Salah satu warganet dengan akun @cornflakematcha menyoroti Lee Tuck yang tampak lesu di tribun stadion. Sekadar informasi, Lee Tuck ada di tribun stadion sebab ia tak dimainkan oleh Kim Pan-gon ketika Malaysia bersua Papua Nugini pada FIFA Matchday Juni 2023.
Ditengarai, pemain 34 tahun itu dibekap cedera. Oleh karena itu, ia tak dimasukkan Kim Pan-gon ke dalam skuad Harimau Malaya.
Bukan hanya itu, sebelumnya media Malaysia, One Football M juga menyoroti tentang pemain naturalisasi Malaysia lainnya. Media Malaysia menyebut jika pemain naturalisasi Timnas Malaysia tidak hafal lagu kebangsaan negaranya.
Sampai-sampai One Football M menyinggung soal pemain naturalisasi Timnas Indonesia. Mereka menyebut jika pemain keturunan serta naturalisasi Timnas Indonesia hafal lagu kebangsaan Indonesia.
“Semalam ketika laga Timnas Indonesia dan Argentina, semua pemain keturunan dan naturalisasi menyanyikan lagu Indonesia meski ada dari mereka yang baru pertama kali main atau debut seperti Rafael, Pattynama, dan lain-lain,” tulis One Football M dalam akun Twitternya, dikutip Jumat (23/6/2023).
“Tetapi di Malaysia, pemain naturalisasi atau keturunan tidak hafal (lagu kebangsaan),” timpal cuitan One Football M.
Sontak kedua hal itu jadi perbincangan hangat publik sepakbola Malaysia, juga Indonesia. Kedua hal tersebut sebetulnya bukan polemik baru bagi sepakbola Malaysia.
Jauh sebelum ini, media Malaysia sempat memuat laporan jika pemain yang dinaturalisasi FAM meminta pembayaran tinggi. Hal itu dianggap konyol oleh media Malaysia.
“Banyak pemain hybrid dari luar negeri yang ingin bermain di Timnas, terutama dari skuad U-23, tetapi FAM harus melupakannya karena mereka meminta persyaratan yang konyol,” tulis salah satu media Malaysia Harian Metro dikutip dari Makan Bola pada September 2022 silam.
“Pembayaran yang diminta tidak sedikit, bahkan mencapai puluhan ribu Ringgit sehingga FAM harus melupakan jasanya,” lanjut laporan tersebut.
(Hakiki Tertiari )