PENYEBAB Timnas Indonesia U-17 bakal permalukan Timnas Uni Emirat Arab (UEA U-17) di laga kedua Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 akan dibahas dalam artikel ini. Timnas Indonesia U-17 akan bersua UEA di Stadion Pakansari pada Rabu, 5 Oktober 2022 pukul 20.00 WIB.
Laga ini bisa dibilang pertemuan dua tim terkuat di Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2022. Sebab, UEA saat ini memuncaki klasemen Grup B Kualifikasi Piala Asia U-17 2023 dengan enam poin, hasil dari dua pertandingan.
Sementara itu, Timnas Indonesia U-17 menempati posisi dua Grup B dengan tiga angka, hasil dari satu laga. Namun, jika berkaca kepada hasil yang didapat UEA di laga perdana, skuad Garuda Asia diprediksi dapat menjungkalkan UEA.
Alasan pertama, UEA hanya menang 9-0 atas Guam. Di sisi lain, Timnas Indonesia U-17 menghabisi Guam dengan skor satu lusin lebih, yakni 14-0.
Kemudian, UEA menang 4-3 atas Palestina. Sebelumnya, Palestina menjadi bulan-bulanan Malaysia karena kalah dengan skor 4-0.
Hal itu menunjukan, level kualitas UEA belum tentu lebih baik ketimbang Timnas Malaysia U-17. Di sisi lain, Timnas Indonesia U-17 sudah menunjukan mereka lebih baik ketimbang Malaysia di Piala AFF U-16 2022.
Saat itu, Malaysia gagal lolos ke semifinal Piala AFF U-16 2022. Sementara itu, Timnas Indonesia U-16 keluar sebagai juara Piala AFF U-16 2022 setelah dua kali mengalahkan Vietnam.
(Timnas UEA hanya menang 4-3 atas Palestina di Kualifikasi Piala Asia U-17 2023)
Pelatih Timnas Indonesia U-17, Bima Sakti, sudah mewaspadai berbagai kelebihan yang dimiliki skuad UEA. Ia meminta para pemain Timnas Indonesia U-17 untuk tidak terpancing dengan provokasi yang dilancarkan pemain-pemain UEA.
“Kami pernah main di sana dan kena counter attack cepat. Para pemain UEA selalu memancing (emosi) pemain kita, maka kami tidak boleh terpancing dan fokus pada pertandingan,” kata Bima Sakti dalam konferensi pers kelar laga Timnas Indonesia U-17 vs Guam.
Eks asisten pelatih Luis Milla ini juga meminta Muhammad Iqbal dan kawan-kawan tidak membuat pelanggaran di area kotak penalti. Mengandalkan postur tubuh, pemain-pemain asal Asia Barat biasanya piawai mengubah set piece menjadi gol.
“Saya sampaikan ke pemain kalau lawan pemain Arab jangan bikin pelanggaran di kotak penalti karena akan dimanfaatkan. Kemudian, kami tidak boleh terpancing dan harus tetap fokus ke pertandingan,” tutup Bima Sakti.
(Ramdani Bur)