Alhasil, pada 9 Juni 2021 yang lalu Target Eleven menggugat PSSI ke CAS di Lausanne. PSSI pun menjawab dengan positif dan karena itu Target Eleven menunda gugatan.
Kendati demikian, Target Eleven melihat tidak ada itikad PSSI untuk menyelesaikan masalah, malahan mengulur waktu. Karena itulah gugatan pun dilayangkan kembali ke CAS.
“Jumlah (uang) yang harus dibayar sangat signifikan dan itu mewakili pekerjaan yang dilakukan selama beberapa tahun. Begitu juga kompensasi atas hilangnya pendapatan berdasarkan kontrak utama yang seharusnya kita tandatangani untuk liga, seperti hak siar televisi sebesar 1,5 miliar dolar, atau 150 juta dolar setahun. Itu jelas sangat berarti bagi bisnis kami,” kata Mbaya, dikutip dari RTBF, Kamis (17/3/2022).
“Awalnya PSSI memberikan mandat kepada saya pada Juni 2013 untuk mengatur kembali dua liga sepakbola profesional, dan mengelolanya selama sepuluh tahun. Atas permintaan itu, saya melakukan beberapa kali perjalanan ke Jakarta bersama Sir David Richards dan Phil Gartside (mantan Ketua Bolton Wanderers, anggota komite eksekutif Liga Premier),” tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)