SEPAKBOLA pada dasarnya adalah olahraga kontak fisik. Tetapi ada aturan yang tetap berlaku untuk menghindari adanya keributan antarpemain karena adanya kontak fisik. Sayangnya, ada saat di mana emosi pemain tak terkontrol hingga mengakibatkan adanya keributan.
Hasil dari pertengkaran bahkan hingga terjadi lebih keras seperti adegan yang terjadi dalam pertarungan UFC. Lalu bagaimana keributan paling dramatis yang pernah terjadi dalam dunia sepakbola. Berikut lima keributan tersebut.
5. Inter Milan vs Valencia
Salah satu perkelahian terliar dalam sejarah sepakbola terjadi di Liga Champions edisi 2006-2007. Hal itu terjadi pada laga Valencia vs Inter di Mestalla yang berakhir 0-0, di mana Valencia maju ke perempatfinal melalui gol tandang.
Akan tetapi, ujung dari laga tersebut tak berakhir baik. Pemain dari Valencia dan Inter mengalami pertengkaran hingga saling bertukar pukulan di lapangan setelah wasit membunyikan peluit tanda laga berakhir.
Carlos Marchena dari Valencia berselisih dengan pemain Inter Nicolas Burdisso di lingkaran tengah, dan insiden itu memicu huru-hara yang segera menjadi di luar kendali. Pertarungan tersebut pun diikuti David Navarro dari Valencia yang meninju Burdisso hingga mematahkan hidungnya.
Steward harus turun tangan untuk menenangkan keadaan, dan bahkan setelah di lapangan selesai, para pemain Inter harus ditahan karena berusaha menghadapi Navarro di ruang ganti. Adegan memalukan tersebut membuat kedua klub didakwa dengan perilaku yang tidak benar. Navarro, Burdisso dan Marchena bersama dengan Maicon dan Ivan Cordoba dari Inter, semuanya didakwa dengan perilaku kotor yang tidak sportif.
4. Joey Barton vs Manchester City
Musim 2011-2012 akan selalu diingat untuk pertandingan hari terakhir yang dramatis antara Manchester City vs QPR. Man City mencetak dua gol pada akhir pertandingan untuk memenangkan laga sekaligus membukukan gelar juara Liga Inggris mereka. Sayangnya, permainan harus berakhir buruk dengan kekerasan yang dilakukan oleh Joey Barton dari QPR.
Seorang mantan pemain Manchester City, Barton terkenal sepanjang karirnya untuk beberapa tingkah laku buruk. Tetapi kartu merahnya dalam permainan ini adalah salah satu dari kecerobohan terburuknya.
Lebih buruk lagi datang, setelah mendapat kartu merah, Barton benar-benar tersentak. Wajahnya berkerut karena amarah, ia mengetuk kaki Sergio Aguero, menyebabkan striker itu roboh, dan kemudian menyundul Vincent Kompany. Bahkan setelah ia ditahan dan dipimpin dari lapangan, ia masih harus ditarik mundur dari menerjang pemain pengganti Mario Balotelli.
Hasil dari insiden itu membuat Barton didenda 75.000 pounds dan dilarang selama 12 pertandingan oleh FA. Tidak mengejutkan, gelandang tidak akan bermain untuk QPR di musim berikutnya, melainkan bergabung dengan klub Prancis Marseille dengan status pinjaman selama musim.
3. Arsenal vs Ruud Van Nistelrooy
Persaingan antara Manchester United dan Arsenal adalah sesuatu yang melegenda selama akhir 1990-an dan awal 2000-an. Salah satu yang terbesar selama musim 2003-2004, hingga pertandingan tersebut dinamakan Battle The Battle of Old Trafford. Emosi antarpemain terjadi akibat penalti kontroversial di akhir babak kedua.
Permainan itu sudah menjadi temperamen buruk, dengan total 31 pelanggaran dan 4 kartu kuning yang dibagikan ke masing-masing pihak. Namun, hal-hal buruk datang di menit ke-80 ketika United Ruud Van Nistelrooy melompat untuk bola dan mendarat di pemain Arsenal Patrick Vieira. Vieira mengarahkan tendangan ke arah pemain Belanda, dan meskipun itu tidak mendarat, reaksinya sedemikian rupa sehingga wasit segera memberi kartu merah untuk gelandang Arsenal itu.
Dengan emosi yang melebar, Man United berhasil memenangkan penalti pada menit terakhir. Ketika peluit berbunyi, sang striker mendapati dirinya dikerumuni oleh para pemain Arsenal, dengan Martin Keown melompat ke punggungnya dan Lauren serta Ray Parlor menngeroyokinya.
Insiden itu memicu huru-hara liar, dan setelah pertandingan, enam pemain Arsenal, dua pemain United dan Arsenal sebagai klub didakwa melakukan tindakan yang tidak patut oleh FA. Semua pemain yang terlibat didenda, dengan The Gunners menerima denda rekor FA sebesar 175.000 pounds karena gagal mengendalikan pemain mereka.
2. Arsenal vs Manchester United
Seperti poin sebelumnya, persaingan antara Arsenal dan Manchester United sudah terjadi pada awal tahun 2000-an. Namun, gejolak pertama antara kedua raksasa ini sebenarnya terjadi pada musim 1990-1991, sebelum peresmian Liga Inggris bernama Premier League. Pertandingan ini sangat buruk sehingga FA akhirnya mengurangi poin dari kedua belah pihak.
Insiden dimulai ketika pemain Arsenal, Nigel Winterburn menyerbu bola dengan terlambat kepada pemain United Denis Irwin. Kesalahpahaman dari aksi tersebut membuat emosi antarpemain semakin panas.
Perkelahian massal terjadi. Uniknya, kiper Arsenal David Seaman adalah satu-satunya pemain yang menolak untuk terlibat. Entah bagaimana, ketika semuanya sudah tenang, wasit memutuskan untuk hanya mengusir dua pemain yakni Limpar dan Winterburn.
Tapi itu tidak cukup untuk FA; baik Man United dan Arsenal didakwa membuat permainan menjadi jelek, dan keduanya didenda 50.000 pounds. Kedua tim pun mengalami nasib apes dengan pengurangan poin.
1. Diego Maradona vs Athletic Bilbao
Mayoritas perkelahian di lapangan sepakbola cenderung berakhir dengan ringan. Namun, setelah final Copa del Rey 1984 yang membuat Barcelona kalah 0-1 dari Athletic Bilbao, striker legendaris Argentina Diego Maradona kehilangan akal sehatnya. Ia kemudian melepaskan jenis serangan yang biasanya terlihat di Octagon milik UFC.
Maradona memang sudah memiliki sejarah dengan para pemain Bilbao saat membela Barcelona. Bek Andoni Goikoetxea telah terkenal merusak pergelangan kakinya dengan tekel mengejutkan pada tahun 1983. Hal itu pun membuat Maradona merasa geram ketika tim takluk di partai puncak Copa del Rey 1984.
Ketika peluit akhir berbunyi, Maradona diejek oleh pemain pengganti Bilbao Miguel Sola. Pemain Argentina itu kemudian menyerang balik Sola sebelum memukulnya dengan lutut yang beterbangan dan memukulnya hingga pingsan.
Dari sana, segalanya berjalan di luar kendali, dengan kedua tim membidik kung-fu satu sama lain di seluruh lapangan. Penggemar mereka juga mulai berkelahi di tengah kerumunan, merobohkan beberapa pagar di tepi lapangan. Insiden itu menimbulkan kontroversi besar di Spanyol, dan hanya beberapa bulan kemudian, Maradona pindah ke Italia bersama Napoli.
(Ramdani Bur)