MILAN – Claudio Ranieri merupakan salah satu pelatih yang beruntung. Di sepanjang karier kepelatihannya, sejumlah klub top Eropa sempat ditanganinya. Beberapa di antaranya adalah Juventus, Inter Milan, AS Roma, Atletico Madrid dan Chelsea.
Hanya saja bersama klub-klub di atas, Ranieri gagal memenangkan satu pun trofi. Meski begitu, The Tinkerman –julukan Ranieri– mengaku memiliki kesempatan membawa Inter berprestasi pada 2011-2012.
Saat itu, Ranieri datang pada September 2011, atau ketika kompetisi Liga Italia 2011-2012 memasuki pekan keempat. Ranieri masuk menggantikan posisi Gian Piero Gasperini yang dipecat karena gagal mendongkrak prestasi Inter.
BACA JUGA: Ranieri: Lebih Sulit Bawa Parma Lepas dari Degradasi ketimbang Antar Leicester Juara
Sebenarnya Ranieri tidak membawa Inter ke arah yang lebih baik di sembilan laga awal Liga Italia 2011-2012. Kala itu, Inter hanya mengemas empat menang, satu imbang dan empat kalah. Akan tetapi, perbaikan performa didapatkan Inter racikan Ranieri dalam tujuh laga setelahnya.
Saat itu, Javier Zanetti dan kawan-kawan meraih tujuh kemenangan beruntun! Hanya saja, keputusan berani diambil manajemen Inter pada bursa transfer musim dingin 2012. Saat itu, mereka memutuskan melego Thiago Motta ke Paris Saint-Germain dan Philippe Coutinho ke Liverpool.
Alhasil, performa Inter pun merosot. Dalam tujuh laga Italia selanjutnya, Inter gagal meraih kemenangan. Karena itu, Ranieri pun dipecat dan posisinya digantikan Andrea Stramacionni pada 25 Maret 2019, setelah Inter tumbang 0-2 dari Juventus di pekan ke-29 Liga Italia 2011-2012.
“Saya mengikuti langkah Mourinho (ketika menangani Inter) dengan meraih tujuh kemenangan beruntun. Namun, ketika musim dingin Inter menjual Thiago Motta dan Philippe Coutinho sehingga skuad menjadi berantakan,” kata Ranieri mengutip dari Football Italia, Jumat (17/4/2020).
(Fetra Hariandja)
