“Saya sebenarnya sudah mau mundur, tapi saya merasa tertantang. Begitu menang tidak ada yang menyanjung saya. Tapi begitu kalah, Edy out, Edy out,” kata Edy mengutip dari Goal Indonesia, Kamis (6/12/2018).
“Manajemen PSSI bukan soal all out atau tidak, bukan seperti manajemen pabrik roti. Manajemen PSSI ada jangka pendek, menengah, dan panjang. Bukan persoalan hadir dan tidak, tapi program yang terencana dan target yang harus dicapai. Apalagi PSSI baru sekarang ada kitab sucinya,” lanjut pria berusia 57 tahun itu.
Selain Timnas Indonesia gagal lolos dari fase grup Piala AFF 2018, sepakbola Indonesia sedang ramai akan dugaan kasus pengaturan skor. Demi mengembalikan citra diri, ini merupakan momentum bagi Edy untuk menunjukkan dirinya memang layak menjadi Ketum PSSI. Salah satu caranya ialah membongkar skandal dugaan pengaturan skor di persepakbolaan Tanah Air.
(Ramdani Bur)