ANKARA – Presiden Turki, Recep Tayyip Erdogan, mengecam keras dengan perlakuan rasis yang tertuju kepada pemain berkebangsaan Jerman, Mesut Ozil. Akibat rasis itu, Ozil pun memutuskan untuk berhenti dari Tim Nasional (Timnas) Jerman karena sudah tak tahan dengan cacian yang diterimanya.
Beberapa waktu yang lalu, Ozil memang baru saja mengumumkan pensiun dari membela Timnas Jerman karena sering kali mendapatkan ejekan rasisme dari beberapa pihak, terutama dari Jerman sendiri. Terlebih lagi, hal tersebut semakin menjadi-jadi ketika Ozil melakukan pertemuan dengan Erdogan pada Mei 2018 di London.
Baca juga: Tak Ada Neymar di Nominasi Pemain Terbaik FIFA 2018
Dalam pertemuan Ozil dan Erdogan, mereka sempat melakukan sebuah foto bersama. Tak lama berselang foto tersebut kemudian dirilih oleh partai yang berkuasa di Turki, Partai AK, tempat Erdogan bernaung. Foto itu dianggap sebagai sebuah kampanye politik oleh para media-media di Jerman, karena pada saat itu memang Turki sedang bersiap-siap menjalani pemilihan presiden.
Padahal, Ozil sudah menegaskan bahwa pertemuannya dengan Erdogan tidak ada unsur politik sama sekali. Mantan pemainn Real Madrid itu bertemu dengan Presiden Turki karena sebagai tanda menghormati pemimpin negara tempat keluarganya berasal. Seperti diketahui, Ozil memang memiliki keturunan yang berasal dari Turki.
III / III pic.twitter.com/c8aTzYOhWU
— Mesut Özil (@MesutOzil1088) July 22, 2018
Akan tetapi, beberapa orang di Jerman serta Federasi sepakbola mereka (DFB) tetap mempertanyakan loyalitas Ozil sebagai warga negara Jerman. Sejak saat itulah banyak pihak yang mengatakan hal-hal rasis tentang Ozil. Erdogan yang mengetahui hal tersebut tak tinggal diam, ia pun mengeluarkan pendapatnya. Ia menganggap sikap rasisme tidak patut ada di dunia sepakbola.
"Pada Senin malam saya berbicara dengan Mesut (Ozil). Sikapnya dalam pernyataannya benar-benar patriotik. Tidak mungkin (saya) membiarkan sikap rasis seperti ini terhadap seorang pria muda yang mengucurkan begitu banyak keringat untuk kesuksesan tim nasional Jerman. Ini tidak bisa ditoleransi," ungkap Erdogan, mengutip dari BBC, Rabu (25/7/2018).
(Fetra Hariandja)