DALAM dunia sepakbola, sorakan, lagu, atau chant merupakan hal yang tidak bisa dipisahkan. Pasalnya, masing-masing pendukung kesebelesan biasanya menciptakan lagu atau chant yang umumnya berfungsi untuk meningkatkan mental bertanding para pemain agar bermain penuh semangat.
Namun begitu, sepakbola juga tak pernah bisa dipisahkan dari yang namanya rivalitas. Maka dari itu, para pendukung kesebelasan biasanya juga menciptakan lagu atau chant yang digunakan untuk mengintimidasi para pemain lawan atau memberikan tekanan.
Kendati demikian, tidak melulu chant yang disuarakan hanya berkutat pada sepakbola. Terkadang terdapat pula chant yang menyinggul soal masalah politik, agama, bahkan tragedi di masa lalu, yang dianggap tidak etik atau tidak memiliki rasa hormat.
Berikut adalah lima chant yang paling tidak memiliki respek dalam sejarah sepakbola.
5. Fans Timnas Inggris Menyindir Masyarakat Jerman
Rivalitas yang terjadi antara Timnas Inggris dengan Timnas Jerman merupakan salah satu yang terbesar yang pernah ada dalam sejarah sepakbola. Meski demikian, para pemain dari kedua kesebelasan nyatanya saling menaruh rasa hormat satu sama lain dan menjunjung sportivitas.
Kendati begitu, hal tersebut nyatanya tak berlaku bagi fans mereka, utamanya para pendukung Timnas Inggris. Pasalnya, setiap kali Timnas Inggris bertanding melawan Jerman, fans The Three Lions selalu menyanyikan chant ‘Two World Wars and one World Cup!.’ Chant tersebut merupakan sindiran yang diberikan masyarakat Inggris kepada orang-orang Jerman yang dituduhnya menjadi biang terciptanya Perang Dunia II.
4. Nyanyian Anti-Semit Menentang Tottenham Hotspur
Pada awalnya, basis penggemar Tottenham Hotspur memiliki kontingen masyarakat Yahudi yang besar. Hal tersebut terjadi lantaran banyaknya masyarakat Yahudi yang melakukan migrasi dan menetap di London Utara. Meskipun kini penggemar Spurs telah menjadi lebih umum, di mana bahkan bukan orang Yahudi yang justru mendominasi, namun sindiran tetap datang dari para penggamar klub-klub London lainnya, seperti Chelsea, West Ham United, dan Arsenal.
Para fans tersebut menyanyikan lagu anti-semit yang mencela orang-orang Yahudi karena ketidaksukaan mereka. Bahkan, banyak di antaranya yang menyinggung soal Holocaust, yakni pembunuhan masal yang dilakukan oleh Adolf Hitler untuk memberantas orang-orang Yahudi. Sebagian lirik yang kerap menjadi cercaan telak adalah ketika mereka menyebutkan ‘Hitler’s coming for you!’
3. The Dambusters Digunakan untuk Meledek Manchester United
Pada tahun 1958 terjadi peristiwa yang sangat menggemparkan dunia sepakbola. Pasalnya, pesawat yang ditumpangi oleh para pemain Manchester United mengalami kecelakaan setelah mereka melakoni pertandingan melawan Red Star Belgrade dalam kompetisi Eropa. Dalam tragedi tersebut, delapan pemain Man United meninggal dunia, termasuk di antaranya Duncan Edwards yang legendaris.
Hal tersebut, daripada mengungdang simpati, nyatanya justru menjadi olok-olokan bagi para fans Liverpool dan Leeds United, yang merupakan rival berat Man United. Para fans Liverpool dan Leeds kerap menyanyikan lagu yang menjadi soundtrack film The Dambusters untuk menyindir Man United terkait kecelakaan tersebut. Pasalnya, baik film The Dambusters dan kecelakaan tersebut sama-sama terjadi di Munich.
2. Fans Man United Menyindir Liverpool dengan Tragedi Hillsborough
Apabila fans Liverpool menyindir Manchester United dengan The Dumbusters, maka para fans Man United balas menyindir Liverpool dengan tragedy Hillsborough. Sekadar diketahui, tragedy Hillsborough merupakan salah satu tragedy terbesar yang terjadi dalam sepakbola Inggris.
Tragedi tersebut terjadi pada 15 April 1989 dan melibatkan meninggalnya 96 orang fans Liverpool. Mereka meninggal lantaran berdesakan mencoba masuk ke dalam stadion. Saat itu adalah pertandingan semifinal Piala FA yang mempertemukan Liverpool dengan Nottingham Forest. Pada awalnya, banyak yang menilai kalau fans Liverpool merupakan yang bersalah karena mereka yang berdesakan.
Tak terima dengan tuduhan tersebut, fans Liverpool pun menyuarakan bahwa justru merekalah yang menjadi korban. Hal tersebut nyatanya benar karena setelah diselidiki, kesalahan justru dibuat oleh pihak polisi yang bertugas karena lalai dan juga tempat penyelenggara pertandingan tersebut.
Terinspirasi dari traged tersebut, fans Man United pun menciptakan lagu yang berbunyi ‘always the victim, never your fault,’ yang bertujuan mengejek para fans Liverpool yang tak mau disalahkan atas tragedi tersebut dan merasa kalau diri mereka justru adalah korban.
1. Masyarakat Inggris menyanyikan chant soal Tentara Republik Irlandia (IRA)
Tidak bisa dimungkiri bahwa dalam Perang Dunia II, sebagian besar negara saling berperang satu sama lain. Negara-negara tersebut saling membuat blok dan mencoba saling menjatuhkan. Namun sayangnya, peristiwa di masa lalu tersebut nyatanya masih kerap terbawa ke era ekarang ini.
Para pendukung Timnas Inggris kerap menyanyikan lagu yang menyindir Tentara Republik Irlandia (IRA) kala tim berjuluk The Three Lions itu memainkan pertandingan melawan tim mana pun. Chant tersebut diadaptasi dari himne ‘Give Me Joy In My Heart’ dengan mengganti liriknya menjadi ‘Keep St. George in my heart, keep me English. No surrender to the IRA.’
(Fetra Hariandja)