STEVEN Gerrard merupakan salah satu legenda hidup Liverpool. Selama membela tim senior Liverpool pada 1998 hingga 2015, Stevie G –sapaan akrab Gerrard– mengemas 184 gol dari 701 pertandingan. Dalam periode itu, pria yang kini berstatus pelatih akademi Liverpool tersebut memberikan tiga Piala Liga Inggris, dua Piala FA dan masing-masing satu trofi Liga Champions dan Piala UEFA (sekarang Liga Eropa) bagi publik Stadion Anfield.
Sebelum meraih sederet prestasi di atas, Gerrard memiliki mimpi besar. Ketika berusia tujuh tahun, Gerrard memiliki mimpi untuk membela Liverpool suatu hari nanti. Saking tergila-gilanya kepada Liverpool, Gerrard kecil bersedia bermain sepakbola bersama kakaknya, Paul Gerrard, di aspal jalanan depan rumahnya.
Gerrard bermain sepakbola di Ironside Road, jalanan yang dekat rumahnya di wilayah Bluebell Estate. Sejak kecil, Gerrard yang memiliki tekad besar berani bermain bola dengan lawan-lawan yang usianya jauh lebih tua (3-5 tahun).
Namun, itu tidak jadikannya halangan. Demi menjadi John Barnes (legenda Liverpool di era akhir 1980-an), ia rela berdarah-darah karena terjatuh di aspal Ironside Road.
“Di ujung jalan Ironside, saya berpura-pura menjadi Barnes seutuhnya. Saya seakan menjadi Barnes yang jago menggiring bola dan pencetak gol spektakuler, melawan kakak saya Paul dan teman-temannya yang berusia 3-5 tahun lebih tua dari saya. Terkadang mereka menjatuhkan saya, menyebabkan lutut saya berdarah. Saya bangkit dan menolak untuk menangis. Saya sekali lagi menjadi John Barens di jalanan yang bagi saya bagaikan di lapangan sepakbola,” kata Gerrard di autobiografinya, My Story.
Tidak hanya Barnes, ada pesepakbola legenda Liverpool lain yang dijadikan panutan Gerrard kecil. Sebut saja John Alridge, Peter Beardsley, Ronnie Whelan dan Steve McMahon.