ISTANBUL – "Pergilah dengan semprotan, terus semprot, semprot gas merica itu. Lepaskan helm Anda, letakkan tongkat Anda, dan mari kita lihat siapa pria tangguh."
Itu adalah nyanyian ejekan untuk polisi dari fans Besiktas yang kini menjadi populer untuk dipakai oleh para demonstran di Turki. Kini fans-fans klub sepakbola di Turki pun tak segan untuk bersatu, demi satu tujuan, memprotes kebijakan pemerintah.
Ada cerita tentang penggemar Galatasaray yang datang meminta bantuan pendukung kepada Fenerbahce saat terjebak oleh kepungan polisi. Atau kala penggemar Galatasaray bergegas menuruni bukit dari Taksim untuk memberikan bantuan kepada pendukung Besiktas di distrik dekat tepi Bosphorus.
Padahal, seperti diketahui rivalitas fans Besiktas, Galatasaray, dan Fenebahce begitu sengit. Tak jarang kelompok-kelompok garis keras ketiga klub itu terlibat anarkistis. Bahkan Mei lalu, seorang fans Fenerbahce diketahui tewas karena telibat perkelahian dengan kelompok fans Galatasaray.
"Kami biasanya musuh, tapi ini benar-benar membawa kami untuk bersama-sama. Ini tidak pernah terjadi sebelumnya," kata seorang mahasiswa universitas Mert Gurses, 18, yang mengenakan syal hitam-putih khas Besiktas.
Untuk saat ini, para fans klub-klub sepakbola Turki berkumpul di Istanbul, dan tampaknya mereka tampak puas bisa berdiri berdampingan dalam damai untuk memfokuskan energi mereka mendorong perubahan politik.
Ketika musim sepakbola kembali bergulir pada Agustus, mungkin mereka tak lagi saling berangkulan, rivalitas sengit mereka akan kembali terjadi, kendati tentu saja dengan tetap saling menghormati.
(Windi Wicaksono)
