Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Javier Roca Ngotot Tolak Gajinya Dipotong

Ridwan Anshori , Jurnalis-Kamis, 27 September 2012 |15:52 WIB
Javier Roca Ngotot Tolak  Gajinya Dipotong
Javier Rocha dan Ferry Anto.(foto:SINDO)
A
A
A

SOLO - Skuad Persis Solo versi Liga Prima Indonesia Sportindo (LPIS) hampir semua pemainnya menerima kebijakan terminasi atau pembayaran 2 bulan gaji dari total 6 bulan tunggakan. Hanya satu pemain yang masih ngotot menolak kebijakan yang ditawarkan konsorsium PT Mitra Bola Indonesia (MBI). Dia adalah legiun asing Laskar Sambernyawa asal Chile, Javier Roca.
 
Pemain kelahiran Santiago 9 Agustus 1977 ini dengan tegas menolak opsi yang ditawarkan konsorsium. Dia menginginkan konsorsium selaku penopang gaji pemain tersebut tetap membayar tunggakan gaji selama 6 bulan seperti yang tertera dalam kontraknya. "Saya tetap menolak. Konsorsium harus memenuhi kewajibannya membayar seluruh tunggakan gaji sesuai dalam kontrak," katanya, Kamis (27/9/2012).
 
Namun, gelandang bernomor punggung 9 ini tidak menyalahkan rekan-rekan timnya yang sudah menerima kebijakan terminasi. Menurut dia, setiap pemain mempunyai hak untuk menerima atau menolak. "Hak setiap pemain untuk menyetujui atau menolak, tapi saya tetap menolak. Saya akan tetap menunggu konsorsium membayar sampai pembayaran gaji terakhir," tegasnya.
 
Manager Persis LPIS Joni Sofyan Erwandi mengatakan, setiap pemain boleh menyatakan setuju atau tidak setuju dengan kebijakan yang ditawarkan konsorsium. "Boleh setuju, boleh tidak. Itu hak setiap pemain. Bagi yang setuju, maka gaji dua bulan langsung dibayarkan. Bagi yang tidak setuju, ya otoamtis belum menerima gaji," katanya.
 
Dia mengakui, dari 24 pemain skuad Kota Bengawan, hanya Roca saja yang tetap kukuh menolak kebijakan terminasi. "Ya, saya akui sampai saat ini hanya Roca yang belum menyetujui terminasi. Dia belum menandatangi kebijakan itu," katanya.
 
Menurut dia, manajemen tidak bisa berbuat banyak agar gaji Roca bisa dibayarkan semuanya, sesuai yang tertera dalam draft kontrak. Managemen hanya bisa membantu memfasilitasi keinginan pemain beserta alasannya kepada CEO PT SIMP (Solo Indo Mandiri Profesional) Persis. "Itu bukan lagi ranah manajemen, namun CEO," imbuhnya.
 
Bagi pemain yang menerima kebijakan itu, gaji selama 4 bulan (Juni-Oktober) harus rela hangus atau tidak dibayarkan. Pasalnya, dalam klausul terminasi tersebut, konsorsium hanya sanggup membayar dua bulan gaji (April-Mei). Mayoritas pemain Persis yang menerima kebijakan terminasi tersebut sebenarnya dengan penuh keterpaksaan. Mereka menerima kebijakan pemutusan kontrak itu karena sudah lelah menunggu keterlambatan gaji yang tidak kunjung dibayar.
 
"Saya dan mungkin pemain lainnya sudah lelah soal keterlambatan gaji. Saya akhirnya menerima opsi tersebut meski dengan berat hati. Keputusan sudah saya ambil. Saya harus belajar ikhlas," kata striker Persis, Ferry Anto.
 
 
 

(Fitra Iskandar)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement