LEVERKUSEN – Akhir karier Michael Ballack di Timnas Jerman kurang manis. Mantan kapten Der Panzer merasa terbuang oleh sang pelatih Joachim Low.
Sebelum Piala Dunia 2010, Ballack adalah figur sentral dan tak tergantikan. Tapi situasi itu berubah ketika dia menderita cedera menjelang Piala Dunia 2010.
Low menunjuk Phillip Lahm sebagai pengganti Ballack. Ternyata, ketidakhadiran mantan pemain Chelsea itu seolah tidak berpengaruh apapun dalam skuad. Bahkan, Jerman tampil trengginas, dengan menghancurkan dua seteru abadi, Inggris dan Argentina dengan skor meyakinkan.
Jerman memang gagal menjadi raja di turnamen itu karena dikalahkan Spanyol 1-0 di semi final, namun publik mulai yakin bahwa skuad yang banyak menampilkan pemain muda ini memiliki masa depan cerah.Nama Ballack mulai dilupakan.
Situasi yang juga membuat gundah Ballack, adalah saat dia datang ke camp Jerman saat Piala Dunia 2010 berlangsung. Lahm mengatakan ingin tetap menjadi kapten.Yang lebih pahit, Low tidak lagi menginginkannya. Sikap itu diungkapkan di media pada Juni 2011. Intinya, Low menganggap Ballack sudah tidak memiliki masa depan di timnas.
Rentetan peristiwa itu membuat Ballack kesal bukan main. Dia menolak tawaran untuk memainkan laga perpisahan saat Brasil menghadapi Brasil di laga persahabatan Agustus lalu. Sampai saat ini, Ballack mengantongi 98 penampilan bersama timnas dalam lebih dari satu dekade.
Tapi pemain yang kemungkinan besar melanjutkan karier klubnya di Amerika Serikat bersama salah satu klub MLS musim depan, nampaknya tidak mau terlalu lama memendam kekecewaan. Ballack siap untuk melupakan peristiwa tersebut.
“Dalam sepakbola tidak ada yang tidak mungkin. Waktu akan menyembuhkan luka. Saya bisa meletakkan semuanya secara benar. Semua akan selesai dengan jernih,” ujar Ballack seperti dikutip Sport1.
Low juga tidak nyaman hubungannya dengan mantan kapten Die Mannschaft terus-terusan renggang. Low berniat untuk mengakhirinya dengan berbicara langsung dengan Ballack sebelum Euro 2012 digelar. Ballack pun mengamini bahwa semua bisa saja selesai dengan hanya sebuah jabatan tangan.
“Ini selalu tergantung pada bagaimana orang mendekatimu atau bagaimana anda melakukannya,” ujar Ballack.
(Fitra Iskandar)