JEDDAH - Kinerja pelatih Timnas Indonesia, Patrick Kluivert, kembali menjadi sorotan tajam setelah skuad Garuda dipastikan gagal lolos ke Piala Dunia 2026. Hasil buruk ini seolah menguatkan keraguan publik yang sebelumnya sempat diungkapkan oleh media Curacao mengenai kelemahan taktik sang legenda di lapangan.
Kekalahan 0-1 dari Irak pada matchday kedua Grup B Putaran Keempat Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Minggu (12/10/2025) dini hari WIB, memastikan Timnas Indonesia tersingkir. Kekalahan ini terjadi setelah sebelumnya Skuad Garuda takluk 2-3 dari Arab Saudi.
Sebelum kekalahan beruntun ini, penunjukan Kluivert yang menggantikan Shin Tae-yong pada awal Januari 2025 sempat menimbulkan harapan dan pertanyaan. Penggemar penasaran dengan rekam jejaknya, terutama saat menangani Timnas Curacao (2015-2016 dan 2021).
Saat ditanya oleh warganet Indonesia, akun X @Curacaofootbal1 memberikan jawaban yang mengejutkan. Di satu sisi, mereka memuji daya tarik Kluivert dalam merekrut pemain keturunan.
"Dalam hal perekrutan (pemain), dia bagus. Para pemain yang bergabung dengan kami pada 2015 mau bergabung karena dia pelatihnya,” cuit akun @Curacaofootbal1, dikutip Minggu (12/10/2025).
Namun, kabar baik itu langsung diikuti kabar buruk. Akun Curacao tersebut melanjutkan, kalau banyak pemain Timnas Curacao yang justru kebingungan dengan taktik yang dimainkan Kluivert.
“Namun, taktiknya buruk sekali. Selama pertandingan, para pemain kami tampak kebingungan. Taktiknya hanya, ‘Bermainlah dan lakukan sesuatu’. Pemain-pemain kami lahir dan besar di Belanda, tetapi bahkan mereka tidak tahu apa yang harus dilakukan di bawah Kluivert,” tutup akun tersebut.
Penilaian ini kini seolah terbukti di lapangan hijau, di mana Timnas Indonesia yang dominan justru kecolongan lewat gol tunggal Zidane Iqbal (76') yang mengubur mimpi Piala Dunia.
Usai kekalahan dari Irak, Patrick Kluivert menyampaikan rasa kecewa mendalam atas hasil yang didapat. Ia mengklaim bahwa seluruh pihak telah bekerja keras untuk mewujudkan mimpi lolos ke Piala Dunia.
"Saya merasa sangat kecewa, karena kami semua, mulai dari staf medis dan teknis hingga para pemain, telah bekerja keras untuk mencapai tujuan ini," kata Kluivert.
Namun, pernyataan Kluivert ini sulit meredam amarah suporter. Kegagalan ini, ditambah review buruk dari media Curacao mengenai taktiknya, membuat tuntutan pemecatan Kluivert, yang ditandai dengan tagar "Patrick Kluivert Out" di media sosial, semakin menggema. PSSI kini berada di bawah tekanan besar untuk segera menentukan nasib sang pelatih.
(Rivan Nasri Rachman)