KISAH Eric Cantona, legendaris Manchester United yang dukung Palestina dan menolak Israel main di Piala Dunia. Sebab, ia berani menyuarakan pendapatnya tersebut.
Nama Cantona mencuri perhatian belakangan ini. Ia menyatakan dukungan terbukanya kepada Palestina di atas sebuah panggung musik.

Cantona merasa heran mengapa UEFA dan FIFA tidak kunjung mengambil tindakan tegas terhadap Israel. Ia hanya menuntut konsistensi tindakan lantaran sanksi terhadap Rusia diambil hanya dalam waktu singkat.
“Saya bermain untuk Manchester United dan Timnas Prancis. Saya tahu sepakbola internasional lebih dari sekadar olahraga. Itu adalah budaya, politik, soft power. Cara sebuah negara mewakili dirinya di panggung internasional,” kata Cantona dengan suara tegas, dalam video di akun Instagram @t4plive, dikutip Selasa (23/9/2025).
“Waktunya tiba untuk menghukum Israel dari privilese tersebut. Empat hari setelah Rusia memulai perang di Ukraina, FIFA dan UEFA langsung menghukum mereka,” imbuh pria berkebangsaan Prancis itu.
“Kita sekarang memasuki hari ke-716 dari apa yang disebut Amnesty International sebagai genosida tapi Israel masih diizinkan untuk berpartisipasi (di kualifikasi Piala Dunia). Mengapa? Mengapa ada standar ganda?” lanjut Cantona.
“FIFA dan UEFA harus menghukum Israel. Klub di seluruh dunia harus menolak bermain melawan tim dari Israel. Pesepakbola di seluruh dunia harus menolak bermain melawan tim dari Israel,” tegasnya.

Cantona lalu mengingatkan betapa kuatnya pesan yang dibawa ketika dunia olahraga berperan mengakhiri apartheid di Afrika Selatan. Hal itu perlu diulangi kali ini untuk mendesak Israel.
“Kita semua ingat apartheid di Afrika Selatan. Boikot dari dunia olahraga sangat penting dalam mengakhiri apartheid di sana. Jadi, kita adalah kekuatan, fans sepakbola di seluruh dunia punya kekuatan,” tandasnya.
Hingga kini, Eric Cantona masih dianggap sebagai raja bagi para pendukung Man United, terutama yang besar di era 1990-an. Sebab, kontribusinya tidak hanya berupa gol, assist, dan trofi, tetapi juga suntikan mentalitas baja di dalam dan luar lapangan.
Setelah pensiun pada 1997, Cantona tak hanya menjadi duta bagi klub. Pria berusia 59 tahun itu juga rajin menyuarakan pesan-pesan kemanusiaan.
Itulah kisah Eric Cantona, legendaris Manchester United yang dukung Palestina dan menolak Israel main di Piala Dunia. Tak heran ia dijuluki sebagai King Eric!
(Wikanto Arungbudoyo)