Dilatih Patrick Kluivert, Stefano Lilipaly Siap Curi Ilmu Sebanyak Mungkin di Timnas Indonesia
GIANYAR – Penggawa Tim Nasional (Timnas) Indonesia, Stefano Lilipaly merasa senang mendapatkan kesempatan dilatih pelatih dunia sekelas Patrick Kluivert. Lilipaly tahu betul pengalaman yang dimiliki Kluivert, karenanya ia siap mencuri ilmu sebanyak mungkin dari juru taktik Garuda itu selama membela Timnas Indonesia.
Stefano Lilipaly kembali dipercaya memperkuat Timnas Indonesia setelah cukup lama absen. Ia pun sudah dipanggil dan tengah menjalani pemusatan latihan (TC) di Bali sejak 26 Mei 2025.
1. Siap Curi Ilmu dari Patrick Kluivert
TC yang digelar di Bali tersebut sebagai persiapan skuad Garuda -julukan Timnas Indonesia- untuk dua laga terakhir Grup C putaran ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Patrick Kluivert memanggil 32 pemain untuk TC tersebut.
Lilipaly bersyukur dapat merasakan sentuhan langsung dari Patrick Kluivert. Pasalnya, pelatih itu punya syarat pengalaman dan kualitas yang mumpuni.
"Dia sebagai pemain punya pengalaman banyak di Eropa, di klub besar. Dia sudah tahu semua bagaimana pressure pertandingan besar," kata Stefano Lilipaly di Bali, Rabu (28/5/2025).
Sadar kesempatan dilatih pelatih sehebat Kluivert takkan sering terjadi, mantan pemain Persija itu mengatakan akan memanfaatkan waktu semaksimal mungkin selama di Timnas Indonesia. Hal itu agar performanya bisa meningkat setelah dilatih mantan striker andalan Timnas Belanda tersebut.
"Ya kita lihat nanti (akan belajar)," ujarnya.
2. Posisi Timnas Indonesia di Klasemen
Skuad Garuda memang akan memainkan dua laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 pada Juni mendatang. Mereka akan melawan China di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta, pada Kamis 5 Juni 2025.
Setelah itu, Timnas Indonesia akan melawan Jepang. Pertemuan kedua tim akan tersaji di Stadion Panasonic Stadium, pada Selasa 10 Juni 2025.
Saat ini Timnas Indonesia berada di posisi keempat pada klesemen Grup C dengan sembilan poin. Poin itu dari dua kemenangan, tiga hasil imbang, dan tiga kekalahan.
(Rivan Nasri Rachman)
