Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Periskop 2025: Kiprah Timnas Indonesia di Sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Tanpa Shin Tae-yong

Wikanto Arungbudoyo , Jurnalis-Selasa, 07 Januari 2025 |07:04 WIB
Periskop 2025: Kiprah Timnas Indonesia di Sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia Tanpa Shin Tae-yong
Simak Periskop 2025 mengenai kiprah Timnas Indonesia di sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia (Foto: PSSI)
A
A
A

PERISKOP 2025 mengenai kiprah Timnas Indonesia di sisa Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia akan dibahas Okezone. Apalagi, Skuad Garuda harus menjalani hidup baru tanpa Shin Tae-yong.

Pelatih asal Korea Selatan itu resmi dipecat pada Senin 6 Januari 2025. Padahal, kontrak Shin masih berlaku hingga 30 Juni 2027. Ditambah lagi, capaiannya tidak buruk-buruk amat di kualifikasi.

Susunan pemain Timnas Indonesia vs Timnas Jepang (Foto: MPI/Aldhi Chandra Setiawan)

Timnas Indonesia mencatat satu kemenangan, tiga seri, dan dua kali kalah, dari enam laga yang digelar. Jay Idzes dan kawan-kawan duduk di posisi tiga Grup C Putaran 3 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia dengan enam poin.

Empat laga tersisa akan dihadapi pada Maret 2025 dan Juni 2025. Lantas, bagaimana kiprah Timnas Indonesia nanti?

Adaptasi Ulang

Risiko besar tentu diambil PSSI ketika memecat Shin. Sebab, awak Timnas Indonesia, khususnya para pemain, jadi harus beradaptasi dengan pelatih baru nanti.

Sejauh ini rumor menyebutkan Patrick Kluivert sebagai kandidat kuat penerus Shin. Tentu dua orang ini adalah sosok yang berbeda dengan pendekatan serta ide yang pastinya berbeda pula.

Ditambah lagi, Kluivert pasti membawa staf pelatihnya sendiri. Para pemain yang sudah terbiasa dengan pendekatan serta orang-orangnya Shin, bisa jadi akan kaget.

Adaptasi ulang mesti dijalani para pemain. Hal ini bisa jadi penghambat mengingat melatih klub dan tim nasional adalah dua hal yang berbeda.

Kluivert bisa jadi baru akan datang pada awal Maret 2025 untuk memulai tugasnya. Waktu yang ada terlalu singkat untuk menuju laga ketujuh melawan Timnas Australia di Sydney pada 20 Maret 2025.

Waktu yang terlalu pendek malah bisa jadi bumerang untuk PSSI dan Kluivert. Apalagi, tidak ada window untuk menggelar laga uji coba sebelum duel penting tersebut.

Komunikasi

Lantas, apakah pria asal Belanda itu tidak punya peluang? Tentu ada. Komunikasi antara Kluivert dengan pemain-pemain, utamanya yang bermain di luar negeri atau diaspora, bisa jadi akan lebih lancar.

Patrick Kluivert

Bahasa tak akan lagi jadi kendala lantaran Kluivert fasih berbahasa Belanda serta Inggris. Dua bahasa ini seakan jadi lingua franca buat Timnas Indonesia yang dihuni banyak pemain diaspora.

Atas alasan inilah PSSI memberhentikan Shin. Ia dianggap kurang pandai dalam mengomunikasikan taktik dan strategi kepada pemain lantaran hanya fasih berbahasa Korea sehingga mesti lewat penerjemah.

Kluivert di sisi lain tak akan mengalami kendala tersebut. Apalagi, pemain-pemain yang berasal dari liga lokal beberapa juga cukup fasih berbahasa Inggris.

Rekam Jejak Buruk

Hambatan lainnya ada pada rekor buruk Kluivert. Sepanjang kariernya sebagai pelatih, pria berusia 48 tahun itu mengoleksi 37 kemenangan, 18 imbang, dan 25 kalah, dalam 80 laga di semua kompetisi.

Rataan poin per pertandingan yang ditorehkan Kluivert hanya 1,61. Catatan itu sungguh meragukan untuk seseorang yang digadang-gadang PSSI bakal membawa Indonesia ke Piala Dunia 2026.

Belum lagi, Kluivert sudah menganggur sejak Desember 2023. Dua tahun tidak melatih secara profesional bisa jadi membuatnya karatan dan ilmu-ilmu kepelatihan sudah menguap.

Faktor-faktor itulah yang membuat penggemar cukup ragu dengan penunjukan Kluivert. Mereka awalnya mengira PSSI akan mengganti Shin dengan pelatih yang memiliki rekam jejak lebih mengilap.

Krusial

Keraguan memang akan mengiringi langkah Timnas Indonesia di era Kluivert atau siapa pun pelatih yang diumumkan pada 12 Januari 2025. Turbulensi yang ada bisa berakibat fatal.

Segala keraguan itu perlu dijawab pada laga melawan Timnas Australia di Sydney (20 Maret) dan Timnas Bahrain di Jakarta (25 Maret). Jika gagal melewati dua laga itu dengan baik, harapan tampil di Piala Dunia 2026 bisa jadi pupus.

Dua laga tersisa yakni melawan Timnas China (5 Juni) dan Timnas Jepang (10 Juni) memang tak kalah penting. Akan tetapi, Australia dan Bahrain akan jadi tolok ukur lebih dulu.

Jay Idzes beraksi pada laga Timnas Indonesia vs Timnas Australia (Foto: MPI/Aldhi Chandra Setiawan)

Bila gagal meraup setidaknya empat poin pada Maret 2025, maka peluang untuk minimal finis di posisi tiga bisa jadi sirna. Ingat, di laga terakhir, Indonesia hampir pasti kalah melawan Jepang di Tokyo.

Untuk menghindari kegagalan, Indonesia harus meraup tujuh poin pada empat laga ke depan. Nominal itu bisa didapat saat melawan Australia (seri, 1 poin), Bahrain (menang, 3 poin), dan China (menang, 3 poin).

Ingat, Indonesia akan bermain kandang saat melawan Bahrain dan China. Dua laga ini sangat krusial untuk menjaga peluang finis di posisi tiga, bahkan kedua.

Patut kita nantikan apakah tujuh poin, yang merupakan target realistis, bisa dicapai Tim Merah Putih atau tidak. Bila gagal, maka pertaruhan PSSI memecat Shin akan jadi blunder fatal.

(Wikanto Arungbudoyo)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement