Kekurangan tersebut diakui oleh Zahra Muzdalifah. Kata dia, rekan-rekannya masih banyak yang malu untuk mengingatkan atau berkomunikasi satu sama lain di lapangan
“Jadi anak-anak ini kebanyakan masih pada malu, ada yang diem, kadang ada beberapa aja yang bersuara. Coach Mochi mau kami semua sama, berisik ya rame-rame, teriak ya rame-rame, ingetin satu sama lain,” ujar Zahra.
Pemain berusia 23 tahun itu pun menceritakan pengalamannya berkarier di tim putri Cerezo Osaka di Jepang. Dia mengungkapkan bahwa komunikasi antar pemain merupakan hal yang sangat penting, apalagi Timnas Putri Indonesia juga punya stamina yang kurang baik sehingga kerap hilang fokus. Alhasil, para pemain perlu mengingatkan tugasnya satu sama lain saat bermain.
“Di Jepang demikian, enggak cuma satu, dua orang aja yang ngomong, semua ngomong, semua teriak, dari kiper, kami saling mengingatkan kalau di belakang ada lawan, kurang compact. Kadang kalau lagi capek, otak kemana-mana, buyar, stamina kami kurang baik ya dibandingkan negara lainnya, kadang itu juga dari masalah untuk fokus, kalau kami ingetin satu sama lain lebih bagus,” pungkas pemain yang berposisi sebagai striker itu.
(Admiraldy Eka Saputra)