MEDIA China puji perkembangan sepakbola Indonesia yang dulunya melempem kini tampil garang. Mereka begitu terkejut Timnas Indonesia bisa berkembang pesat.
Pujian itu dilontarkan jelang laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia antara Timnas Indonesia melawan Timnas Vietnam. Media China, 163.com, mengulas soal kekuatan skuad Garuda.
Mereka menilai Vietnam kini tak lagi mampu mengalahkan Indonesia dengan relatif mudah seperti pada rentang 2018-2022. Kala itu, The Golden Star Warriors begitu superior di bawah asuhan Park Hang-seo.
Tak lupa, media itu menyinggung soal Zheng Cheng yang pernah menjadi penjaga gawang Persebaya Surabaya saat masih berusia 20 tahun. Menurut mereka, ketika itu sepakbola Indonesia belum sebagus sekarang.
Peningkatan itu disebut tak lepas dari tangan dingin Shin Tae-yong yang memegang Timnas Indonesia sejak Desember 2019. Buktinya, pria asal Korea Selatan itu sukses mendongkrak ranking FIFA Timnas Indonesia dari urutan 160-an menjadi 142!
"Salah besar jika mengabaikan Indonesia. Dulu, Indonesia merupakan tim pertama di Asia yang mengikuti Piala Dunia (mengusung nama Hindia Belanda)," ulas media tersebut, dikutip pada Jumat (15/3/2024).
"Sepakbola sudah mengakar di negeri ini sejak lama, namun tim Indonesia tak pernah mendapat apresiasi setinggi-tingginya. Mereka bahkan termasuk kelompok terlemah di benua itu," sambung ulasan tersebut.
"Pada 2005, Zeng Cheng, seorang penjaga gawang yang tidak mendapat tempat di China, saat itu menjadi kekuatan utama klub Surabaya (Persebaya) dengan status pinjaman," lanjut ulasan itu.
"Bayangkan saja, kiper berusia 20 tahun yang menjadi andalan klub Indonesia menunjukkan betapa lemahnya level sepakbola mereka," kata 163.com.
"Namun, tingkat Indonesia telah membaik dalam beberapa tahun terakhir. Sejak pelatih Shin Tae-yong menjabat pada 2020, peringkat tim Indonesia naik 30 peringkat. Mereka pun untuk pertama kalinya memasuki babak 16 besar Piala Asia 2023," kata media itu.
"Yang jelas sepakbola Indonesia sedang mengalami perkembangan yang luar biasa," tutup media tersebut.
(Wikanto Arungbudoyo)