KISAH menarik Aji Santoso pindah dari Arema ke Persebaya Surabaya akan diulas dalam artikel ini. Pelatih kondang Tanah Air itu memang memiliki kisah yang menarik, baik sebagai pemain maupun pelatih.
Salah satunya adalah saat Aji Santoso memutuskan pindah tim dari Arema ke Persebaya. Hal itu terjadi pada 1995 kala dirinya masih berstatus sebagai pemain profesional.
Aji Santoso lahir di Kepanjen, Malang, pada 6 April 1970. Dirinya mengawali karier remaja di klub Argo Manunggal Sawunggaling (AMS) dan Persema Junior.
Dari sana, nama Aji mulai tercium oleh pendiri tim Arema, Ovan Tobing dan Lucky Ucup Zainal. Aji Santoso kemudian direkrut pada usia 18 tahun. Meski begitu, ia mampu bersaing dengan para pemain senior.
Di kesebelasan Arema, Aji yang berposisi bek kiri menjadi andalan untuk tim. Kegemilangannya di tim berjuluk Singo Edan itu juga mengantarkannya menjadi bagian skuad medali emas Timnas Indonesia di SEA Games 1991. Tidak hanya itu, pada tahun berikutnya, Aji juga sukses mengantarkan Arema meraih gelar Galatama 1992.
Awal era 1990 memang menjadi masa keemasan Aji sebagai seorang pemain. Akan tetapi, sebuah tindakan kontroversi dilakukan oleh pria yang saat ini menjadi pelatih Persikabo 1973 itu.
Momen itu terjadi pada 1995. Aji Santoso yang telah menjadi kapten di Arema secara mengejutkan memutuskan pindah ke Persebaya Surabaya yang merupakan rival abadi Singo Edan.
Berdasarkan informasi, Aji diboyong ke Surabaya dengan mahar yang fantastis, yakni hingga Rp50 juta. Sebuah angka yang sangat besar untuk seorang pemain muda pada saat itu. Tak ayal, nilai transfer itu juga menobatkan Aji sebagai pemain lokal termahal di masa itu.
Meski begitu, Aji hanya mengantongi Rp5 juta saja. Rp42,5 juta lain masuk ke kantong Arema dan sisanya menjadi hak operator Liga.
Hanya 10 persen memang, namun hal itu langsung terbayar. Pasalnya, Aji mendapat gaji hingga Rp12,5 juta per tahun dan dibayar secara kontan untuk sebanyak dua kali gaji.