Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Asuhan Shin Tae-yong Kerap Dipuja Bak Dewa, Bung Towel: Stop Puji Setinggi Langit Naturalisasi!

Ramdani Bur , Jurnalis-Rabu, 29 November 2023 |10:10 WIB
Pemain Naturalisasi Timnas Indonesia Asuhan Shin Tae-yong Kerap Dipuja Bak Dewa, Bung Towel: Stop Puji Setinggi Langit Naturalisasi!
Shin Tae-yong bersama pemain naturalisasi Timnas Indonesia Sandy Walsh. (Foto: Instagram/@sandywalsh)
A
A
A

PENGAMAT sepakbola Tanah Air, Tommy Welly, mengkritisi netizen yang kerap memuji setinggi langit pemain naturalisasi di Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong. Bung Towel –sapaan akrab Tommy Welly– meminta netizen untuk tidak membeda-bedakan mana pemain lokal dan mana pemain naturalisasi.

Sejak 2010, Timnas Indonesia rutin diperkuat pemain naturalisasi. Awalnya, pemain-pemain naturalisasi yang memperkuat Timnas Indonesia adalah pesepakbola asing di Liga Indonesia yang memenuhi syarat mendapatkan paspor Indonesia.

Jordi Amat

(Jordi Amat, salah satu pemain naturalisasi yang kini perkuat Timnas Indonesia. (Foto: PSSI)

Setelah itu atau semenjak Shin Tae-yong datang pada akhir 2019, ada sedikit pergeseran pemain yang dinaturalisasi. Shin Tae-yong meminta kepada PSSI untuk menaturalisasi pemain-pemain berdarah Indonesia yang bermain di kompetisi Eropa.

Alhasil, sejumlah pemain keturunan berhasil dinaturalisasi menjadi Warga Negara Indonesia (WNI). Sebut saja Jordi Amat, Shayne Pattynama Sandy Walsh, Rafael Struick dan Ivar Jenner.

Kemudian ada juga empat pemain yang sedang mengantre proses menjadi WNI. Mereka ialah Justin Hubner, Jay Idzes, Nathan Tjoe dan Ragnar Oratmangoen.

Dalam perjalanannya, pemain-pemain naturalisasi di atas mendapat eksposur dari media-media lokal Tanah Air. Para pencinta sepakbola Tanah Air juga mengikuti akun media sosial para pemain di atas, sehingga tak jarang pujian mereka layangkan. Tak jarang sekalipun pemain naturalisasi bermain buruk, sejumlah netizen Tanah Air seperti enggan melemparkan kritikan.

Bung Towel menilai sejauh ini kualitas pemain naturalisasi belum benar-benar memberikan performa optimal kepada Timnas Indonesia. Hasilnya terlihat jelas di dua laga awal Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Rafael Struick dan kawan-kawan belum sanggup memberikan kemenangan bagi Timnas Indonesia.

Shin Tae-yong dan Rafael Struick

(Rafael Struick (kanan) bersama Shin Tae-yong. (Foto: PSSI)

“Kalau Shayne Pattynama di atas Pratama Arhan, kenapa Shayne Pattynama diganti saat menghadapi Filipina? Artinya 50:50. Ketika Timnas Indonesia butuh tampil lebih menyerang, akhirnya Pratama Arhan yang dimasukkan,” kata Bung Towel, Okezone mengutip dari channel YouTube Sportify Indonesia, Rabu (29/11/2023).

“Marc Klok tidak tergantikan di lini tengah, namun saat menghadapi Filipina , giliran Sandy Walsh yang dimainkan di tengah. Tapi, Sandy Walsh cuma main 30 menit sehingga enggak mutlak keunggulan itu,” lanjut Bung Towel.

“Selanjutnya Rafael Struick enggak kelihatan seperti Lewandowski yang sangat jomplang. Dengan Ramadhan Sananta juga enggak terlalu jauh juga kualitasnya. Jadi stop membeda-bedakan, memuja setinggi langit naturalisasi, normalkan situasinya. Ini atmosfer enggak bener. Ini atmosfer sepakbola, udara sepakbola entah itu netizen atau siapa pun yang bikin itu enggak sehat. Kita seolah-olah dibuat pro ke sana dan ke sini,” tegas Bung Towel.

Satu hal yang pasti, pelatih Timnas Indonesia Shin Tae-yong juga sempat mencairkan suasana. Jelang laga Timnas Indonesia vs Brunei Darussalam pada Oktober 2023, Shin Tare-yong meminta netizen untuk tidak membedakan pemain lokal dan naturalisasi.

“Tolong jangan beda-bedakan antara pemain lokal dan pemain naturalisasi, memang tim punya taktik sendiri jadi tolong hargai saja,” kata Shin Tae-yong saat itu.

(Ramdani Bur)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement