Bawa Bukti Foto Dugaan Penalti, Thomas Doll Ngamuk Persija Jakarta Ditahan Bali United 1-1
BEKASI - Pelatih Persija Jakarta, Thomas Doll, mengamuk dalam sesi konferensi pers seusai laga pekan ke-13 Liga 1 2023-2024 kontra Bali United. Pria asal Jerman itu sampai membawa bukti foto untuk memperkuat analisisnya.
Duel Persija Jakarta vs Bali United berakhir 1-1 di Stadion Patriot Candrabhaga, Kota Bekasi, Jawa Barat, Minggu (24/9/2023) malam WIB. Tim tamu unggul lebih dulu lewat sepakan Rahmat Arjuna (12').
Pada babak kedua, Macan Kemayoran unggul jumlah pemain setelah Haudi Abdillah diusir keluar oleh wasit. Persija lalu mendominasi dan menyamakan kedudukan via tendangan terukur Ondrej Kudela (74'). Hasil ini membuat kedua tim harus puas berbagi satu poin.
Usai pertandingan, Doll memasuki ruangan konferensi pers dengan raut wajah kesal. Pelatih asal Jerman itu langsung mengkritik kinerja wasit yang mengabaikan beberapa pelanggaran di kotak penalti.
"Dalam enam laga terakhir kami enggak pernah dapat penalti. Padahal itu jelas penalti. (Pelanggaran) itu 1 meter di dalam kotak penalti," sungut Doll seraya menunjukkan bukti foto kepada awak media, termasuk MNC Portal Indonesia (MPI), Minggu (24/9/2023).
"Saya tidak mengerti kenapa wasit tidak beri penalti. padahal saat babak pertama bisa saja seri, kemudian nanti babak dua situasi menjadi berbeda," imbuh pria berusia 57 tahun itu.
Doll kemudian menunjukkan foto-foto yang disinyalir merupakan bukti jelas pelanggaran dalam kotak penalti. Salah satunya adalah saat Witan Sulaeman dilanggar Haudi. Ia mengaku sudah protes keras tetapi wasit hanya tersenyum.
"Saya protes ke wasit mereka hanya senyum. Para pemain juga protes di bench, menanyakan hal sama. tapi tidak ditanggapi. Padahal itu penalti," tegas Doll.
Walau demikian, Doll mengatakan tetap bangga dengan perjuangan para pemain. Menurutnya, Macan Kemayoran bermain bagus dalam pertandingan tersebut.
"Kecewa dengan wasit. Tapi saya bangga kami unggul ball posession. Sayang kurang di penyelesaian akhir," tandasnya.
(Wikanto Arungbudoyo)
