JAKARTA – Pencinta sepakbola Indonesia saat ini tengah dikejutkan dengan banyaknya pemain muda Tanah Air yang lebih memilih mengambil pendidikan polisi ketimbang bermain bersama klubnya masing-masing di Liga 1 2023-2024. Melihat hal tersebut, pengamat sepakbola Tanah Air, Mohamad Kusnaeni menilai tampaknya sepakbola Indonesia masih belum bisa memberikan jaminan untuk para pemain.
Sebab menurut pria yang akrab disapa Bung Kus itu, jika jaminan masa depan yang jelas dan menjanjikan di sepakbola, maka tidak mungkin ada pemain yang masih mencoba peruntungan di kepolisian.
“Terkait hal itu, ini menunjukkan bahwa sepak bola Indonesia dengan segala kemeriahannya itu masih dianggap oleh sebagian pihak termasuk pelakunya, belum memberikan jaminan untuk masa depan,” kata Bung Kus kepada MNC Portal Indonesia, Minggu (30/7/2023).
Sebagaimana diketahui, terdapat sembilan pemain yang menjalani pendidikan kepolisian di tengah kompetisi bergulir. Mereka adalah Muhammad Ferarri, Frengky Missa, Ginanjar Wahyu, Ananda Raehan, Dimas Juliano Pamungkas, Rabbanni Tasnim, Kakang Rudianto, Daffa Fasya, dan Muhammad Faiz Maulana. Mereka semua merupakan pemain Timnas U-20 yang dinyatakan lulus melalui jalur talent scouting prestasi non akademik.

Bung Kus pun cukup terkejut dengan keputusan yang diambil para pemain muda ini karena sedang memasuki usia emas. Dia mengambil contoh Ferarri yang kita tahu merupakan pemain kunci Persija Jakarta dan sering mendapat panggilan Timnas Indonesia.
“Bayangkan pemain sekelas Ferarri yang sedang menuju usia emas, pemain utama di Timnas kelompok usia, di Persija juga termasuk utama. Bukan hanya Ferarri saja, tapi ada Kakang, Frengky, Ginanjar, Rabbani, dan lain-lain,” sambung Bung Kus.
Bung Kus mengungkapkan fenomena ini menjadi bukti nyata bahwa para pemain masih gamang terkait masa depannya di dunia sepak bola Indonesia. Terlepas dari semua keglamoran serta kemeriahan yang mewarnai kompetisi sepak bola Tanah Air.
Karena kenyataannya, mereka memilih untuk masa depan yang bisa lebih menjamin seperti menjadi Aparatur Sipil Negara (ASN), anggota kepolisian, maupun TNI.
“Tapi nyatanya mereka tiba-tiba ikut pendidikan di tengah kompetisi berjalan. Jadi itu menggambarkan bahwa mereka masih gamang soal masa depan di sepak bola Indonesia,” lanjut Bung Kus.

“Jadi dengan segala keglamoran sepak bola Indonesia, tapi sebagian orang masih belum yakin sepak bola itu bisa menjadi jaminan untuk masa depan. Orang lebih memilih jaminan dari profesi yang sudah lebih teruji sebagai PNS, ASN, Polri, dan tentara,” tutupnya.
(Rivan Nasri Rachman)