6 pelatih yang berkhianat dengan gabung klub rival akan diulas Okezone. Sebab, kepindahan sejumlah pelatih sepakbola ini ke klub rival jadi sorotan banyak pihak.
Lalu, siapa saja pelatih tersebut? Sebagaimana dilansir dari Youtube Starting Eleven List, Selasa (20/6/2023), berikut 6 pelatih yang berkhianat dengan gabung klub rival.
6. Maurizio Sarri
Salah saru pelatih yang berkhianat dengan gabung klub rival adalah Maurizio Sarri. Hal itu terjadi kala Sarri memutuskan melatih Juventus pada 2019.
Sarri pun dipandang berkhianat oleh pendukung Napoli. Pasalnya, sosoknya sudah dipandang sebagai pelatih legendaris di Napoli karena berhasil membawa tim itu berkembang pesat. Bahkan, dia membantu Napoli dua kali menjadi runner-up Liga Italia, yakni pada 2015-2016 dan 2017-2018.
Sarri sendiri memutuskan hengkang dari Napoli usai adanya masalah perpanjangan kontrak. Dia kemudian hijrah ke Chelsea. Tak lama menangani klub Inggris, Sarri kembali ke Italia. Tetapi bukannya kembali ke Napoli, dia justru menangani Juventus. Pada 2020, Sarri pun dipecat Juventus usai membawa tim itu juara Liga Italia pada musim sebelumnya.
5. Jorge Jesus
Kemudian, ada nama Jorge Jesus. Dia juga dipandang pengkhianat oleh fans Benfica. Pasalnya, Jesus memilih hijrah melatih Sporting Lisbon.
Padahal, sosok Jorge Jesus sudah melekat dengan Benfica karena dia sukses besar dalam melatih klub itu. Di bawah asuhannya, Benfica meraih 10 trofi di sepanjang 2009-2015.
Perpisahan Jesus dengan Benfica sendiri harus terjadi karena dirinya ogah memperpanjang kontrak di sana lantaran akan adanya pengurangan gaji. DIa pun hijrah ke Sporting Lisbon pada 2015. Di sana, kariernya sayangnya gagal apik. Pada 2020, Jesus kembali ke Benfica, tetapi gagak berdampak besar juga.
4. Stefano Pioli
Di urutan keempat, ada Stefano Pioli. Dia pernah memutuskan pindah dari menangani Inter Milan menjadi berlabuh ke AC Milan. Sontak, sosoknya dipandang berkhianat.
Pioli sendiri gagal membawa Inter Milan berjaya sepanjang kariernya di sana. Alhasil, dia hanya bertahan 6 bulan di Inter. Setelah itu, Pioli tak langsung pindah ke AC Milan. Dia lebih dahulu menangani Fiorentina. Di sanalah, namanya kembali disorot karena membaa tim itu berjaya.
Pada 2019, Pioli pun dikontrak AC Milan. Sontak, keputusannya jadi sorotan. Apalagi, Pioli mengaku dirinya adalah fans Inter Milan sejak kecil. Meski begitu, kondisi tersebut tak membuat Pioli tak optimal menangani AC Milan. Bahkan, dia membawa Milan juara Liga Italia pada 2022.
3. Rafael Benitez
Lalu, ada Rafael Benitez. Dia sukses kala menangani Liverpool. Bahkan, dia membawa Liverpool juara Liga Champions pada musim 2004-2005.
Tetapi, Benitez secara mengejutkan memutuskan ingin menjadi pelatih Everton. Keputusan itu pun sempat mendapat penolakan besar dari fans Everton. Tetapi, dia tetap pindah ke sana pada 2021. Di tim itu, Benitez gagal membawa Everton berjaya sehingga kariernya tak bertahan lama.
2. Harry Redknapp
Nama Harry Redknapp juga masuk daftar ini. Dia sukses besar kala menangani Tottenham Hotspur. Tetapi, jauh sebelum itu, Harry Redknapp pernah dipandang berkhianat karena pindah ke klub rival.
Hal itu terjadi kala Harry Redknapp menangani Portsmouth pada 2002-2004. Harry Redknapp kemudian secara mengejutkan memilih pindah ke Southampton 2004.
Meski begitu, Harry Redknapp akhirnya pindah lagi ke Portsmouth pada 2005. Di sana, dia sukses membawa Portsmouth juara Piala FA. Alhasil, cap pengkhianat dihapus.
1. Jose Mourinho
Terakhir, ada Jose Mourinho. Pelatih yang satu ini sukses besar kala menangani banyak klub elite Eropa. Tetapi, Mourinho juga pernah dipandang berkhianat kala menangani klub rival.
Hal itu terjadi kala Jose Mourinho menangani Tottenham Hotspur pada 2019. Padahal, dia sebelumnya menangani klub lainnya asal London, yakni Chelsea.
Bahkan di Chelsea, Mourinho menjadi pelatih dalam 2 periode, yakni 2004-2007 dan 2013-2015. Pada 2 periode itu, dia pun sukses membawa Chelsea berjaya.
Tetapi, karier Mourinho di Tottenham berjalan berbeda dari saat menangani Chelsea. Dia dipecat pada 2021. Spurs pun jadi satu-satunya klub yang ditangani Mourinho tapi tak bisa mendapat 1 pun gelar juara.
(Djanti Virantika)