Kelima, keinginan Indonesia untuk mencalonkan diri sebagai tuan rumah Piala Dunia 2034 juga tidak akan tercapai karena nama mereka akan dicoret oleh FIFA. Keenam, organisasi olahraga lain juga tidak akan memilih Indonesia sebagai tuan rumah turnamen besar apa pun, termasuk cabang olahraga Olimpiade.
Ketujuh, Indonesia tentu akan menjadi sorotan dunia yang dikritik karena dianggap memasukkan unsur politik dalam olahraga. Kedelapan, lebih menyedihkan lagi para pemain, pelatih, klub, dan manajemen akan kehilangan sumber daya karena negara dibekukan dalam kompetisi sepakbola dan melibatkan 500.000 orang.

Terakhir, selain melibatkan skuad Timnas Indonesia U-20, tim kelompok umur lain seperti U-16, U-19, serta jajaran senior nasional juga tidak boleh bermain di pertandingan internasional manapun karena dibekukan oleh FIFA.
Pertanyaannya, solusi apa yang akan diambil oleh Federasi Sepakbola Seluruh Indonesia (PSSI) untuk menghadapi masalah ini ke depan? Satu hal yang pasti, Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, telah terbang menemui perwakilan FIFA untuk melobi agar Indonesia tetap menjadi tuan rumah Piala Dunia U-20 2023.
(Djanti Virantika)