SELEBRASI gol Granit Xhaka untuk Arsenal ketika melawan Sporting CP menjadi sorotan. Dalam laga leg II 16 besar Liga Eropa 2022-23, Granit Xhaka mencetak satu gol untuk Arsenal di pertandingan yang berakhir dengan skor 1-1.
Gol Granit Xhaka sempat memberi Arsenal keunggulan agregat 3-2. Namun, tembakan ajaib dari Pedro Goncalves tepat dari setengah lapangan membuat agregat menjadi sama kuat 3-3.
Kedua tim gagal mencetak gol kemenangan hingga pertandingan usai yang membuat laga harus berlanjut ke adu penalti. Arsenal tidak beruntung dalam drama adu penalti setelah Gabriel Martinelli menjadi satu-satunya pemain yang gagal menjalankan tugasnya dengan baik, yang membuat Arsenal terisngkir.
Tersingkirnya Arsenal dari Liga Eropa 2022-2023, membuat mereka harus mengalihkan fokus ke Liga Inggris 2022-2023. Setelah kehilangan kesempatan menjadi juara di Liga Eropa 2022-2023, satu-satunya kesempatan yang tersisa bagi Arsenal adalah memenangkan gelar Liga Inggris 2022-2023.
Namun, ada satu hal yang menjadi sorotan selain tersingkirnya Arsenal di Liga Eropa 2022-2023. Sorotan lainnya adalah selebrasi Granit Xhaka setelah membuat gol, selebrasi pemain asal Swiss ini dinilai mengejek pemain Sporting CP, meski kenyataannya tidak.
Akun Twitter @afcstuff memberi penjelasan bahwa selebrasi yang dilakukan Granit Xhaka ketika melawan Sporting CP bukan untuk mengejek pemain lawan. Sang pemain justru sedang menunjukkan rasa cintanya kepada sang putri yang sedang menyaksikannya di rumah.
Istri Granit Xhaka membagikan sebuah story pada Instagram pribadinya bahwa suaminya mendedikasikan gol itu untuk putrinya yang menonton di rumah, gerakan yang ia buat dengan menempatkan tangan ke atas wajahnya ditiru oleh putrinya. Unggahan sang istri sekaligus membantah bahwa Granit Xhaka melakukan selebrasi itu untuk mengejek.
Namun, para pemain Sporting CP yang tidak mengetahui alasan di balik selebrasi ini justru mengejek sang pemain setelah berhasil menyingkirkan Arsenal. Salah paham ini malah membuat seorang pemain yang mendedikasikan gol untuk putrinya mendapat ejekan yang tidak seharusnya ia dapatkan.
(Maulana Yusuf)