CURHAT manajer Arema FC soal yang yang hengkang gara-gara susah dapat stadion untuk kandang di Liga 1 2022-2023. Wibie Dwi Andriyas selaku manajer Arema FC mengakui bahwa para pemainnya terdampak seiring dengan penolakan untuk bermain di berbagai stadion usai Tragedi Kanjuruhan.
Hal ini disinyalir menjadi alasan sejumlah pemain yang hengkang akibat ketidakpastian. Selain itu, kondisi psikis mereka memang terdampak akibat Tragedi Kenjuruhan.
"Mungkin salah satunya termasuk, bahwasanya ada salah satu teman yang keluar," ucap Wibie Dwi dikonfirmasi pada Rabu (1/2/2023) di Malang.
Namun, Wibie kembali menekankan bahwa aktivitas keluar-masuk pemain bukanlah wewenangnya. Dia hanya menyesuaikan permintaan pelatih Javier Roca dan itu adalah kewenangannya.
"Tapi itu semua saya serahkan ke pelatih, apakah pemain itu dibutuhkan tim atau tidak, saya tidak bisa intervensi pelatih, saya ini hanya melanjutkan," tegasnya.
Menurutnya, timnya kesulitan mencari stadion untuk bermain kandang karena mayoritas stadion dimiliki oleh pemerintah daerah masing-masing. Sementara pasca penghentian kompetisi Liga 2 dan Liga 3, diakui kekecewaan terlihat jelas.
"Mungkin imbas dari Liga 2 dan 3 tak digelar itu, karena stadion itu rata-rata dikelola oleh pemkot, dan juga bahkan klub-klub itu dikelola oleh pemkot atau pemkab," tuturnya.
Ia pun berharap PSSI dan PT Liga Indonesia Baru (LIB) turun tangan membantu persoalan Arema FC yang kesulitan mencari stadion untuk pertandingan kandang.
"Saya berharap pihak dari PSSI maupun PT Liga juga memikirkan hal ini karena sama sama di liga 1," tandasnya.
Follow Berita Okezone di Google News