"Sampai saya datang ke Portugal, pada usia 17 tahun, saya tidur dengan ibu saya, jadi bayangkan seperti apa. Saya sudah besar dan saya tidur dengan orang tua saya, jadi saya membayangkan ayah saya tidak suka saya di sana," ujarnya sembari tertawa.

"Ini menarik: suatu hari saya berbicara dengan ibu saya dan dia memberitahu saya bahwa saya sangat suka menyisir rambutnya dan saya mengatakan kepadanya bahwa mungkin saya sudah tahu akan terlalu banyak waktu jauh darinya," tambah Pepe.
Pengoleksi tiga trofi Liga Champions itu memang memiliki hati yang lembut, ketimbang perilakunya di lapangan. Selain masih tidur bersama ibunya hingga usia 17 tahun, Pepe juga gampang tersentuh hatinya.
Itu terlihat ketika dirinya menangis saat rekan setimnya di Porto, Nanu mengalami pingsan dan harus dilarikan ke rumah sakit, pada Februari 2021. Saat itu Nanu tidak sadarkan diri setelah benturan kepala yang parah. Hal itu membuat Pepe menangis, meski cukup kesal lantaran rekan setimnya dibuat tak sadarkan diri.
Terlepas dari hal itu, Pepe saat ini dikenal sebagai bek tangguh milik Portugal. Bahkan, saat ini ia masih dipercaya mengisi skuad Timnas Portugal di Piala Dunia 2022, di bawah arahan Fernando Santos.
(Hakiki Tertiari )