Manajemen klub sebelumnya juga sudah menggelar sesi konsultasi bersama psikolog untuk para pemain dan ofisial Arema FC yang masih mengalami trauma. Diharapkan sesi tersebut bisa membuat para pemain dan tim pelatih bisa kembali melakukan kegiatan dengan normal.
“Selanjutnya kami membantu proses recovery fisik dan mental para pemain dan ofisial yang sangat terpukul efek tragedi Kanjuruhan, tidak ada satu pemain pun yang tidak terpukul atas kejadian ini, tetapi kami harus bangkit dan pulih,” tuturnya.
“Kami menginginkan tragedi ini menjadi yang terakhir dan menjadi bahan introspeksi para stakeholder sepak bola, baik federasi, klub maupun suporter, demi perbaikan sepak bola Indonesia,” pungkasnya.
(Dimas Khaidar)