KINERJA tak terlihat, janji PSSI soal edukasi suporter ditagih PSTI. Hal itu disampaikan oleh Ketua Paguyuban Suporter Timnas Indonesia (PSTI).
Kurangnya edukasi suporter juga dianggap berperan dalam Tragedi Kanjuruhan, Malang, Sabtu 1 Oktober 2022 lalu. Sebab, tragedi tersebut bermula ketika ratusan Aremania yang turun ke lapangan usai Arema FC dikalahkan Persebaya Surabaya dengan skor 2-3 dalam lanjutan Liga 1 2022-2023.
Dari kericuhan di lapangan, aparat memutuskan menembakkan gas air mata ke tribun. Suporter yang panik berdesakkan keluar sehingga mengakibatkan banyak yang terinjak dan kehabisan napas. Akhirnya pada terkonfirmasi korban meninggal dunia mencapai lebih dari 130 orang.
PSTI tak menampik bahwa kejadian itu berawal dari pihak suporter yang melanggar larangan turun ke lapangan. Menurutnya ini merupakan gambaran bahwa suporter di Indonesia belum teredukasi secara menyeluruh.
Peran itu seharusnya diakomodir PSSI sebagai penanggung jawab tertinggi sepak bola Indonesia. Selama ini, pihaknya sudah berkomunikasi tentang kritik tersebut, tapi tak ada aksi nyata dari PSSI di lapangan.
“Kita beberapa kali berkomunikasi langsung dengan ketum PSSI Pak Ibul (Iwan Bule -sapaan Mochammad Iriawan-). Bahkan setiap kritik yang kita sampaikan itu saya langsung WA ke beliau,” ucap Indro di Komnas HAM, Senin (17/10/2022).
“Beliau menanggapi juga. Namun, kita tidak melihat kinerjanya untuk suporter sejauh ini. Bagaimana edukasi itu dilakukan seperti apa,” tandasnya.