HOKKY Caraka Briliant layak disebut sebagai bintang baru Tim Nasional (Timnas) Indonesia U-19 lantaran performanya yang luar biasa, terutama saat membawa skuad Garuda Nusantara menang 7-0 atas Brunei Darussalam U-19 di Piala AFF U-19 2022. Hokky Caraka pun menjadi pemain yang paling bersinar di laga tersebut usai mencetak quattrick atau empat gol.
Sebagai bintang baru, tidak ada salanya mengenal lebih jauh siapa itu Hokky. Hokky ternyata lahir dan besar di Gunungkidul. Pelajar kelas 3 SMK KKO Seyegan ini lahir dan besar di Dusun Susulan 1 Kalurahan Genjahan Kapewon Ponjong. Dusun yang berjarak 20 kilometer dari ibu kota Gunungkidul, Wonosari.
Ayah dari Hokky, Budi Ribut Suryono (47) mengaku kaget anaknya mampu mencetak quatrik dalam pertandingan internasional tersebut. Dia sendiri malah tidak menyangka, permainan Hokky akan menjadi sebaik Senin (4/7/2022) malam tadi.
"Saya kaget juga. Tetapi saya bersyukur Hokky mampu untuk memberikan yang terbaik untuk Timnas Indonesia," ucap ayah Hokky, Budi Ribut, saat dihubung melalui telepon, Selasa (5/7/2022).
Budi mengaku sangat mendukung anak kedua dari 4 anaknya tersebut. Bahkan karena mendukung 100% cita-cita anak saya di sepakbola sejak tahun 2016-2017, Budi mengaku mengorbankan pekerjaannya. Dia memilih menjadi t'ukang ojek', yaitu ojek pulang pergi (Hokky) Caraka sekolah dan mengantar latihan anak.
Budi mengaku mengorbankan pekerjaannya di kota lain demi mengejar cita-cita anaknya tersebut. Dan saat ini ia memang tidak memiliki pekerjaan tetap. Ia hanya bekerja serabutan, di mana asal ada pekerjaan ia akan dengan senang hati mengerjakannya.
"Ndak apa-apa demi cita-cita anak saya," kata Budi.
Untuk menjadi seperti sekarang ini, proses yang dilalui anaknya memang cukup panjang. Di mana sebenarnya, Caraka sudah menyukai bola sejak berusia 4-6 bulan. Di mana kala itu, Caraka ketika tidur selalu memeluk bola yang diberikannya.
Darah atlit sendiri tidak berasal dari dirinya, namun justru dari ayahnya atau kakek dari Caraka. Budi mengaku sama sekali tidak bisa bermain bola. Namun Ayahnya dulu sewaktu muda sering menjadi atlit sepakbola antar kampung yang ada di Gunungkidul.
Ia lantas menceritakan awal mula anaknya berkecimpung dalam dunia sepakbola. Meniti karier profesional di PSS Sleman, Hokky memang telah menyukai sepakbola sejak kecil. Ketika kelas 3 Sekolah Dasar (SD) Hokky sudah gemar menggocek bola.
Karena melihat bakat anak ketiganya itulah, Budi akhirnya memasukkan Hokky ke Sekolah Sepakbola (SSB) Handayani. Hokky terdaftar di SSB tersebut sejak kelas 3 SD. Di SSB Handayani itulah kemampuan Hokky mulai diasah, sehingga berkali-kali mengikuti pertandingan sepakbola baik yang melibatkan SSB Handayani ataupun sekolah tempatnya belajar.
Di mata pelatih, Hokky memiliki kemampuan yang cukup bagus. Budi bahkan sering mendapat pesan dari pelatih yang mengatakan jika anaknya memiliki bakat menjadi atlet sepakbola dan perlu untuk lebih diasah lagi.
"Setelah lulus SD kemudian saya daftarkan ke SMP KKO (Khusus Kemampuan Olahraga) Playen," terangnya.
Di KKO Playen itulah, ia berharap agar kemampuan Hokky dapat lebih dipertajam. Dan sejak di SMP itulah, kemampuan Hokky mulai banyak membuat pelatih tertarik. Hokky sering diikutsertakan dalam berbagai kompetisi untuk mengasah kemampuan serta mentalnya.
Setelah itu, Hokky kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA KKO Sayegan. Dan pada tahun 2020, Hokky kemudian bergabung dalam Akademi junior milik PS Sleman.
"Tak lama setelah itu ia masuk Akademi, empat bulan kemudian mengikuti seleksi Tim Garuda Select ketiga. Hasilnya, Hokky terpilih sebagai pemain yang akan memperkuat tim Garuda Select untuk menjalani pembinaan," terangnya.
Budi menambahkan, sebetulnya tahun 2014 Hokky pernah lolos seleksi Akademi Arema Malang namun karena Hokky masih sekolah maka tidak dilanjutkan. Hokky memilih melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kemampuan di DIY saja.
Ia lantas menceritakan awal mula anaknya berkecimpung dalam dunia sepakbola. Meniti karier profesional di PSS Sleman, Hokky memang telah menyukai sepakbola sejak kecil. Ketika kelas 3 Sekolah Dasar (SD) Hokky sudah gemar menggocek bola.
Karena melihat bakat anak ketiganya itulah, Budi akhirnya memasukkan Hokky ke Sekolah Sepakbola (SSB) Handayani. Hokky terdaftar di SSB tersebut sejak kelas 3 SD. Di SSB Handayani itulah kemampuan Hokky mulai diasah, sehingga berkali-kali mengikuti pertandingan sepakbola baik yang melibatkan SSB Handayani ataupun sekolah tempatnya belajar.
Di mata pelatih, Hokky memiliki kemampuan yang cukup bagus. Budi bahkan sering mendapat pesan dari pelatih yang mengatakan jika anaknya memiliki bakat menjadi atlet sepakbola dan perlu untuk lebih diasah lagi.
"Setelah lulus SD kemudian saya daftarkan ke SMP KKO (Khusus Kemampuan Olahraga) Playen," terangnya.
Di KKO Playen itulah, ia berharap agar kemampuan Hokky dapat lebih dipertajam. Dan sejak di SMP itulah, kemampuan Hokky mulai banyak membuat pelatih tertarik. Hokky sering diikutsertakan dalam berbagai kompetisi untuk mengasah kemampuan serta mentalnya.
Setelah itu, Hokky kemudian memutuskan untuk melanjutkan pendidikan di SMA KKO Sayegan. Dan pada tahun 2020, Hokky kemudian bergabung dalam Akademi junior milik PS Sleman.
"Tak lama setelah itu ia masuk Akademi, empat bulan kemudian mengikuti seleksi Tim Garuda Select ketiga. Hasilnya, Hokky terpilih sebagai pemain yang akan memperkuat tim Garuda Select untuk menjalani pembinaan," terangnya.
Budi menambahkan, sebetulnya tahun 2014 Hokky pernah lolos seleksi Akademi Arema Malang namun karena Hokky masih sekolah maka tidak dilanjutkan. Hokky memilih melanjutkan pendidikan dan meningkatkan kemampuan di DIY saja.
(Rivan Nasri Rachman)