SEKJEN PSSI, Yunus Nusi, mengungkap perbedaan pemain naturalisasi zaman dulu dan era Shin Tae-yong. Ia mengatakan, dulu pemain yang dinaturalisasi merupakan pemain asing yang sudah lama berkarier di sepakbola Tanah Air.
Sementara itu di era Shin Tae-yong, pemain yang dinaturalisasi adalah pesepakbola-pesepakbola yang memiliki darah Indonesia. Tak sampai di situ, pemain yang dinaturalisasi juga bukanlah pesepakbola sembarangan.
(Sandy Walsh, salah satu pemain keturunan yang ingin dinaturalisasi)
Mereka ialah pesepakbola yang mentas di kasta tertinggi sepakbola Eropa. Sebut saja Jordi Amat yang mentas di kasta tertinggi Liga Belgia bersama KAS Eupen, Sandy Walsh (KV Mechelen – Belgia), Mees Hilgers (FC Twente – Belanda) dan Ragnar Oratmangoen (Go Ahead Eagles – Belanda).
‘’Program naturalisasi ini berbeda dengan zaman Cristian Gonzales, Greg Nwokolo, Victor Igbonefo, Beto Gonzalves dan lain-lain. Sekarang murni yang memiliki darah Indonesia. Program naturalisasi juga keinginan dari STY (Shin Tae-yong),” kata Yunus Nusi dalam keterangan pers yang diterima Okezone, Senin (17/1/2022).
Pernyataan Yunus Nusi di atas menanggapi kritikan yang dilancarkan anggota Exco PSSI, Haruna Soemitro. Dalam sebuah podcast, Haruna Soemitro mengatakan tak setuju dengan program naturalisasi yang dijalankan PSSI saat ini.
BACA JUGA: Haruna Soemitro Lempar Kritik, PSSI Pastikan Shin Tae-yong Tetap Tangani Timnas Indonesia
Alasannya, pemain yang dinaturalisasi PSSI sebelumnya banyak yang tak memberikan kontribusi maksimal bagi Timnas Indonesia. Namun, seperti yang diungkap Yunus Nusi di atas, proyek naturalisasi yang dijalankan PSSI kini berbeda, mengingat melibatkan pemain-pemain yang mentas di kasta tertinggi sepakbola Eropa.