Menang 4-2 atas Kamboja seperti 2002, Tanda Timnas Indonesia Lolos ke Final Piala AFF 2020?
TIM Nasional (Timnas) Indonesia membuka gelaran Piala AFF 2020 dengan baik. Menghadapi Kamboja di laga perdana Grup B Piala AFF 2020, Timnas Indonesia menang 4-2.
Gol-gol Timnas Indonesia dalam laga ini dilesakkan Rachmat Irianto pada menit keempat dan 33. Sementara itu, dua gol Timnas Indonesia lainnya dicetak Evan Dimas pada menit 17 dan Ramai Rumakiek (54’).
(Rachmat Irianto cetak dua gol di laga Indonesia vs Kamboja)
Bagaimana dengan Kamboja? Dua gol tim yang dimanajeri Keisuke Honda itu dicetak Yue Safy pada menit 37 dan Prank Mony Udom (60’).
Hasil ini sama persis di Piala AFF 2002. Saat itu dalam laga yang digelar Stadion Utama Gelora Bung Karno, Timnas Indonesia racikan Ivan Kolev menang 4-2 atas Kamboja.
Bambang Pamungkas menjadi bintang kemenangan Timnas Indonesia lewat hattrick yang dicetak. Saat itu, gol-gol Bambang Pamungkas tercipta pada menit 58, 79 dan 90. Sementara itu, satu gol lagi dilesakkan Zaenal Arif pada menit 35.
BACA JUGA: Daftar Top Skor Piala AFF 2020: Cetak 2 Gol, Rachmat Irianto Pepet Safawi Rasid
Singkat kata di Piala AFF 2002, Timnas Indonesia finis sebagai runner-up Grup A setelah mengoleksi delapan angka. Timnas Indonesia terpaut dua poin dari Vietnam yang finis sebagai juara grup.
Hasilnya, Timnas Indonesia bertemu Malaysia di semifinal Piala AFF 2002. Timnas Indonesia pun menang 1-0 atas Malaysia via sundulan Bambang Pamungkas pada menit 75.
(Bambang Pamunkas menggila di Piala AFF 2002)
Timnas Indonesia lolos ke final untuk menghadapi Thailand yang di semifinal lain menghancurkan Vietnam 4-0. Sayangnya, di partai puncak Timnas Indonesia kalah 2-4 dari Thailand via adu penalti, setelah sebelumnya bermain 2-2 selama 120 menit.
Sekarang yang jadi pertanyaan, melihat kesamaan di atas, akankah Timnas Indonesia lolos ke Piala AFF 2020?
Peluang itu ada, namun butuh usaha ekstra untuk melakukannya. Timnas Indonesia wajib memperbaiki sejumlah kesalahan yang dialami saat menghadapi Kamboja, terutama dalam mengantisipasi situasi bola mati.
(Ramdani Bur)
