PIALA Eropa 1980 mungkin menjadi salah satu momen penting dalam turnamen ini. Pasalnya, format Piala Eropa mengalami perubahan pada 1980 dengan menghadirkan delapan negara peserta di putaran final.
Italia yang menjadi tuan rumah sejak awal dan mendapat hak lolos otomatis, seperti halnya tuan rumah Piala Dunia. Format putaran final dibagi ke dalam dua grup.
Juara masing-masing grup kemudian bertemu di babak dinal final. Sementara runner-up pada setiap grup akan saling sikut demi memperebutkan peringkat ketiga.
Italia Terpilih Jadi Tuan Rumah
Jerman Barat, Inggris, Yunani, Swiss, dan Belanda mengajukan diri sebagai tuan rumah Piala Eropa 1980. Namun, pada akhirnya malah Italia terpilih untuk kali kedua dalam sejarah turnamen.
Mereka pun langsung mempersiapkan sejumlah stadion kebanggaanya sebagai lokasi. Antara lain Stadio Olimpico Roma, San Siro di Milan, San Paolo di Napoli, dan Stadio Comunale Turin.
Baca juga: Kilas Balik EURO 1972: Timnas Jerman Barat Juara dengan Perkasa
Sayang, Italia malah tidak mampu memaksimalkan statusnya sebagai tuan rumah. Mereka hanya mampu mencapai babak semifinal. Itu pun kalah dari tim Cekoslovakia melalui drama adu penalti.
Baca juga: Kilas Balik Piala Eropa 1968, Keberuntungan Bantu Italia Jadi Juara
Stadion Olimpico digunakan untuk menjamu babak final Piala Eropa 1980. Stadion yang juga markas dari AS Roma dan Lazio itu pun menjadi saksi keperkasaan Jerman Barat memenangkan Piala Eropa 1980.
Perjalanan Timnas Jerman Barat
Pemain-pemain muda yang berbakat dari Jerman Barat menunjukkan permainan menyerang yang menggebrak di tengah tren permainan bertahan kala itu. Bakat-bakat segar dari Horst Hrubesch, Karl-Heinz Rummenigge, Bernd Schuster dan Hans-Peter Briegel berhasil mencuri perhatian dunia.
Tergabung dalam Grup A, Jerman Barat langsung bertemu Cekoslovakia. Pertemuan ini ditentukan gol tunggal Karl-Heinz Rummeningge melalui sundulan kepala, sehingga laga berakhir 1-0.
Pada pertemuan berikutnya, Jerman Barat menghadapi Belanda dan tercipta banyak gol. Bernd Schuster tampil sebagai inspirator permainan Jerman Barat dan menjadi pelayan bagi setiap gol Klaus Allofs, yang menciptakan hat-trick, untuk membawa tim unggul 3-0.
Lotthar Matthaeus, yang berusia 19 tahun, menyebabkan penalti yang dimanfaatkan Johnny Rep dan kemudian Rene van der Kerkhoff menjadikan skor 3-2.
Namun, Jerman Barat gagal mengakhiri fase grup dengan catatan sempurna. Pasalnya, mereka harus puas bermain dengan skor imbang 0-0 melawan Yunani. Tetapi, hasil itu cukup untuk menjaga Jerman Barat menjuarai Grup A.
Jerman Barat bertemu dengan tim Belgia di final. Kemunculan tim yang diperkuat oleh Francois van der Elst dan kawan-kawan itu memang tidak diduga-duga sebelumnya.
Meski begitu, Belgia tetap harus tunduk 1-2 dari Jerman Barat melalui dua gol yang dicetak oleh Hrubesch yang penampilannya sangat memesona kala itu. Belgia hanya mampu membalas dengan satu gol melalui eksekusi penalti Rene Vandereycken.
(Rachmat Fahzry)