JAKARTA - Otavio Dutra merupakan salah satu pemain asing yang sudah lama bermain di Indonesia. Hampir 10 tahun ia berkiprah di sejumlah klub Tanah Air. Ia pertama kali datang ke Indonesia dan bermain untuk Persebaya 1927 pada 2010, setelah digaet dari klub Brasil, Macae. Sejak itu, pemain berusia 36 tahun ini terus berpindah-pindah klub.
Setelah bermain untuk Persebaya 1927, Dutra bermain untuk Persipura Jayapura, Gresik United, Bhayangkara FC dan kembali lagi ke Persebaya Surabaya hingga kemudian mendarat ke Persija Jakarta awal tahun ini. Dengan pengalamannya yang panjang, bek tengah ini merilis Best XI (sebelas pemain terbaik) versi dirinya. Ia menggunakan pola 4-3-3 untuk menempatkan para penggawa pilihannya.
Yoo Jae Hoon jadi nama yang dipercaya Dutra untuk menjaga gawang. Alasannya, kiper asal Korea Selatan itu memiliki komunikasi yang baik dengan bek dan pengambil keputusan yang sangat bagus.
Baca juga: Tekad Ryuji Utomo Bawa Persija Juara Liga Indonesia
Di sektor pertahanan, pemain kelahrin Fortaleza, Brasil, ini memilih dirinya sendiri bersama Bio Pauline untuk menjaga sektor tengah pertahanan. Menurut Dutra, duet ini yang terbaik di Liga Indonesia karena saat Persipura juara Liga Indonesia 2013, gawang Yoo Jae Hoon hanya kebobolan 18 gol. Rekor kebobolan paling sedikit di Liga Indonesia yang masih bertahan hingga saat ini.
Sementara untuk dua bek sayap, Dutra memilih Rizki Pora di kiri dan Tinus Pae di sisi kanan, yang kuat dari segi fisik. Sedangkan posisi trio gelandang, Dutra memilih Lim Jun Sik, Paulo Sergio, dan Evan Dimas. Menurut dia tri gelandang pilihannya ini mempunyai karakter yang berbeda dan itu jadi keuntungan.
“Tiga gelandang pilihan saya memiliki karakter dan kualitas individu yang baik. Evan misalnya, sebagai gelandang dia juga lengkap, punya mobilitas bagus ditambah penempatan umpannya juga sangat akurat. Apalagi dengan ketiganya saya juga pernah meraih juara,” tuturnya merujuk saat ia membawa Bhayangkara menjadi juara Liga Indonesia 2017.