BALIKPAPAN - Kemenangan 1-0 Persiba saat menjamu PS TNI menjadi momen yang tak terlupakan. Kemenangan klub berjuluk Beruang Madu itu sangat dramatis karena selain gol yang dicetak Anmar Al Mubaraki pada injury time di menit ke 93, pertandingan itu juga menjadi akhir bagi Persiba bisa merasakan rumput stadion Parikesit.
"Tentunya kemenangan ini menjadi kenangan manis bagi kami karena sudah 30 tahun Persiba menggunakan stadion Parikesit dan hari ini merupakan pertandingan terakhir kami di sini," kata Pelatih Persiba, Haryadi (22/8).
Gol yang dilesakan Anmar ke gawang PS TNI menjadi pemecah kebuntuan ketika skuad Persiba menggocek bola tanpa sang striker Marlon Da Silva yang dirundung cedera.
Proses "pecah telur" itu terjadi saat Persiba mendapat tendangan bebas. Anmar mampu memanfaatkan umpan bola hasil backhill Siswanto kemudian dilesakan ke gawang PS TNI yang dikawal Teguh Amiruddin.
"Melawan PS TNI harus dengan perjuangan tinggi. Bahkan sejak dari Malang saya katakan ke pemain, harus menang lawan PS TNI dan itu harga mati," ucap Haryadi yang ahirnya dibuktikan skuad Persiba.
"Saya angkat topi, bangga kepada pemain karena sudah berjuang dan memberikan hasil kemenangan ini dengan kerja keras dan disiplin tinggi, meski saat bermain sempat tertekan tidak lepas," ucap Haryadi karena tercatat hanya 2 kali tercipta shot on target.
"Itulah sepak bola, segala sesuatu bisa saja terjadi. Tapi kita bersyukur meraih kemenangan meski saat bertanding, stres dan segala macamnya bercampur baur," pungkasnya.
Sedangkan bek Persiba, Iqbal Samad juga menyukuri kemenangan di laga kandang ini. Menurutnya PS TNI telah bermain bagus namun kondisi lapangan stadion yang akan dibongkar untuk proyek perluasan kawasan kilang Pertamina itu juga memberi pengaruh.
"Tentunya kemenangan ini berkat kerjasama tim, termasuk pengurus dan suporter. Saat bermain kita coba dengan bola-bola pendek tapi tidak biaa. Bahkan sudah menggunakan umpan lambung. PS TNI memang bukan lawan yang mudah," ungkapnya.
Sementara pelatih PS TNI, Ivan Kolev menilai tim yang dia arsiteki seharusnya bisa memenangkan pertandingan. Pasalnya, anak asuhnya itu bermain lebih bagus ketimbang Persiba. Hanya saja kerap kedodoran dan selalu kecolongan di menit-menit akhir pertandingan.
Bahkan gol yang tercipta untuk Persiba berasal dari tendangan bebas. "Saya akui konsentrasi pemain menurun di menit-menit akhir. Sebenarnya mental bermain begini tidak bagus, harus bermain lebih profesional ketimbang junior-junior," terang Ivan.
Kemenangan ini membuat Persiba mengantongi 13 poin. Namun poin itu masih belum bisa menggeser posisi Persiba ke klasemen aman alias masih berada di urutan 17 yang merupakan zona degradasi.
(Fetra Hariandja)