Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Kalah di Final ISC B, Pelatih PSS: Ini Jadi Catatan Kami

Agregasi Harian Jogja , Jurnalis-Senin, 26 Desember 2016 |09:14 WIB
Kalah di Final ISC B, Pelatih PSS: Ini Jadi Catatan Kami
Pelatih PSS Seto Nurdiantoro
A
A
A

JEPARA - Kegagalan PSS Sleman meraih trofi juara ISC B 2016 usai ditekuk PSCS Cilacap 3-4 pada babak final di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara, Kamis 22 Desember 2016 tidak hanya disebabkan oleh masalah mentalitas pemain. Namun, kegagalan Busari dan kawan-kawan meraih trofi juga disebabkan sejumlah persoalan teknis.

Lemahnya koordinasi antarlini tengah dan belakang, serta transisi antara menyerang ke bertahan membuat PSS gagal meraih trofi dari pengelola turnamen PT Gelora Trisula Semesta.

Berdasarkan statistik yang ada, selama 45 menit babak pertama, PSS menguasai jalannya pertandingan dengan 55 persen ball posetion dan unggul dalam pass succes. Namun, PSS lemah dalam usaha untuk melakukan tendangan akurat ke gawang.

Hal ini terbukti dari 45 menit babak pertama, PSS hanya mampu menciptakan satu peluang akurat ke gawang. Satu peluang tersebut pun berbuah gol yang dilesakkan oleh Dave Mustaine pada menit awal babak pertama.

Usai gol Dave pada menit awal, permainan buruk justru diperlihatkan oleh PSS. Raihan donasi gol justru membuat para pemain PSS memiliki kepercayaan diri lebih. Alhasil, ketahanan dalam bertahan dari anak asuh Seto Nurdiyantoro kendur dan mampu dimanfaatkan oleh skuat PSCS untuk mencetak dua gol.

Hal ini dibuktikan dari efektivitas serangan dari PSCS yang lebih banyak tampil menekan dan mengeksplorasi daerah yang dijaga oleh Angger. Selain itu, mereka juga mampu mengonversikan empat kali peluang di depan gawang Agung Prasetyo menjadi dua gol. Kedua gol tersebut adalah gol Ugik Sugiyanto pada menit ke-7 dan 32. Adapun proses gol dari eks pemain Persiba Bantul ini cukup baik.

Gol Ugik pada menit ke-7, tercipta dari kesalahan komunikasi dari pemain belakang PSS. Bola muntah dari usaha Agung Prasetyo mengeblok tendangan pemain PSCS berhasil diteruskan oleh penyerang gaek ini ke pojok kanan gawang PSS.

Sedangkan gol kedua Ugik berawal dari kesalahan komunikasi antara pemain tengah dan belakang PSS. Alhasil, Ugik yang berdiri bebas mampu melakukan tendangan plessing melengkung dan gagal ditangkap oleh Agung Prasetya.

“Gol pertama dan kedua, harusnya tidak terjadi jika ada koordinasi yang baik. kiper sudah berusaha, namun tengah dan belakang komunikasi juga tidak maksimal pada babak pertama,” kata Pelatih PSS, Seto Nurdiyantoro, seperti dikutip dari Harianjogja.com, Senin (26/12/2016).

Memasuki babak kedua, permainan PSS juga tidak banyak berubah. PSCS dengan mudah mampu menembus barisan pertahanan PSS melaui sisi sayap. Usaha Seto memasukkan Bijahil Calwa menggantikan Dicky Prayoga untuk menambah serangan pun gagal.

Meski kecewa dengan hasil pada pertandingan partai final, Seto mengaku tidak akan menyalahkan pemain. Ia melihat, kegagalan laga kali ini tidak lepas dari buruknya permainan pemainnya pada babak pertama.

Meski demikian pelatih berlisensi B AFC ini mencatat, anak asuhnya mampu bangkit dan mengejar ketertinggalan. Namun, usaha ini sirna setelah gol Widya Wahyu pada akhir babak tambahan kedua.

“Ini jadi catatan kami. Nanti akan ada evaluasi dan harus ada yang diperbaiki ke depan. Mereka sudah berjuang,” tandas Seto.

(Fransiskus Dasa Saputra)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement