MALANG--Kiper utama Arema Cronus Kurnia Meiga harus dihantui mimpi buruk sejak kembali dari cedera. Dalam dua semifinal turnamen, Piala Presiden dan Piala Jenderal Sudirman, Kurnia Meiga-lah yang berdiri di bawah mistar gawang saat timnya tersingkir.
Saat Piala Presiden, Kurnia Meiga dipasang pada leg kedua kontra Sriwijaya FC di Stadion Manahan, Solo, dan dia kebobolan dua gol yang membuat Arema kalah agregat. Situasi ternyata terulang ketika Meiga secara mengejutkan menjadi starter di leg kedua semifinal PJS kontra Mitra Kukar.
Meiga yang sama sekali tidak bermain sepanjang PJS 2015 menggeser posisi Kadek Wardana. Keputusan memasang Meiga tak mendatangkan keuntungan karena dia selalu salah dalam menerka arah tendangan algojo-algojo Naga Mekes saat adu pinalti.
Sebenarnya Meiga sendiri bermain lumayan solid sepanjang 90 menit dan melakukan beberapa penyelamatan. Gol Mitra Kukar yang dicetak Arthur Rocha pun bukan kesalahan dia karena longgarnya pemain belakang Singo Edan dalam melakukan marking.
Pelatih Kiper Arema Cronus Alan Haviludin mengatakan kondisi teknik dan mental Kurnia Meiga sama bagusnya dengan Kadek Wardana hingga jelang laga. Hanya saja, sama halnya seperti penendang, kiper juga butuh keberuntungan dalam menebak arah tendangan lawan.
"Tidak ada yang salah dengan pemilihan kiper. Meiga dan Kadek sama-sama dalam kondisi terbaik. Kalau bicara adu tendangan pinalti, maka sudah tidak mutlak teknis. Didukung faktor keberuntungan juga, karena ada unsur tebakan dalam membaca arah tendangan," sebut Alan Haviludin.
Melihat statistik, sebenarnya pemasangan Kurnia Meiga juga cukup beralasan. Kadek Wardana yang selalu mendapat tempat utama sejak PJS 2015 bergulir, memgalami penurunan grafik jika parameternya adalah jumlah gol yang menembus jala Singo Edan.
Dalam tiga penampilan, Kadek Wardana tak lagi mencatat clean sheet dan kebobolan lima gol, yakni lawan Surabaya United (1 gol), Pusamania Borneo FC (2 gol), serta leg pertama lawan Mitra Kukar (2 gol). Mungkin itu menjadi salah satu latar belakang bagi pelatih untuk memainkan Meiga di leg kedua semifinal.
Mimpi buruk ternyata kembali menghampiri pemain bersapa Entong tersebut. Dia sama sekali tak mampu membendung tendangan Patrick Dos Santos, Rodrigo Dos Santos dan Zulkifli Syukur. Satu sepakan Mitra via Yanto Basna yang gagal pun bukan karena aksinya, tapi melebar ke sisi gawang.
(Yohanes H Wahyu Tomo)