Advertisement
Advertisement
Advertisement
Advertisement

Wasiat Rudy Keltjes untuk Persebaya

Kukuh Setiawan (Koran Sindo) , Jurnalis-Kamis, 12 Agustus 2010 |01:33 WIB
Wasiat Rudy Keltjes untuk Persebaya
Foto: Para pemain Persebaya saat menjalani sesi latihan/Koran SI
A
A
A

SURABAYA - Setelah melatih Persebaya Surabaya sekitar lima bulan, akhirnya Rudy Keltjes berpamitan. Kemarin Rudy secara resmi meninggalkan tim Persebaya. Ia sekaligus meminta maaf karena gagal menyelamatkan Bajul Ijo dari lubang degradasi.

“Saya tidak akan beralasan macam-macam. Yang jelas saya meminta maaf kepada seluruh pendukung Persebaya, manajemen maupun masyarakat Surabaya karena gagal memberikan prestasi maksimal untuk tim,” kata Rudy Keltjes kala dihubungi.

Sebelum pergi, Rudy sempat meninggalkan rekomendasi terkait pemain yang perlu dipertahankan untuk musim depan. Rekomendasi itu diserahkan langsung kepada Ketua Umum Persebaya Saleh Ismail Mukadar saat pembubaran tim, Selasa (10/8/2010) malam.

Selain rekomendasi, ada sedikit catatan untuk manajemen Persebaya sebagai bekal mengawali  musim kompetisi baru. Catatan itu adalah memberikan kebebasan pelatih dalam menentukan komposisi pemain, baik melalui seleksi maupun belanja.

Diakuinya, tipe pelatih memang berbeda-beda. Ada pelatih yang menyerahkan ke manajemen, tapi ada yang lebih suka memilih pemainnya sendiri. “Jadi manajemen harus memberikan kepercayaan penuh kepada pelatih apabila ingin menentukan pemainnya sendiri,” kata Rudy.

Rudy mencontohkan kedatangan Danurwindo di Persebaya awal musim 2009-2010. Danur datang ketika pemain sudah siap dan tidak mempunyai kesempatan memilih pemain yang diinginkan. Ini menjadi kendala tersendiri bagi pelatih untuk mengembangkan tim.

Ia berharap pada musim selanjutnya menajemen memberikan kesempatan bagi pelatih untuk memilih pasukannya. “Danur saja bingung dengan komposisi tim yang dimilikinya, apalagi saya yang meneruskan tugasnya. Itu menjadi pelajaran yang menarik,” katanya.

Pria berdarah Madura-Belanda itu datang ke Persebaya pada akhir Februari menggantikan Danurwindo. Bukannya berhasil mengangkat prestasi tim, Rudy mencatat dua kegagalan sekaligus, yakni di Piala Indonesia (PI) dan Djarum Indonesia Super League (DISL).

Tapi banyak kalangan menyebut kegagalan Rudy ini bukan semata karena kualitas tim dan sistem kepelatihannya. Namun juga ditentukan kondisi manajemen yang kurang kondusif, terutama perlakuan tak adil dari PSSI dan kesulitan finansial.

Sementara, walau tim telah dibubarkan, manajemen Persebaya masih harus berjuang keras mencari duit untuk membayar gaji pemain dan sisa uang kontrak. Pemain belum menerima pencairan gaji bulan Juni, Juli dan Agustus. Sedangkan sisa yang kontrak yang masih nunggak sekitar 25%.

“Kami berupaya membayarnya. Mungkin tidak bisa semuanya karena hutang Persebaya sangat besar, mencapai Rp5 miliar. Kita saja akan membayar kekurangan gaji dan kontrak pemain dengan dana talangan dulu,” kata Ketua Umum Saleh Ismail Mukadar.

Hutang hingga Rp5 miliar tersebut terakumulasi pada musim 2008-2009 dan 2009-2010. Sebenarnya, klaim Saleh, Persebaya mempunyai anggaran jauh di atas itu melalui KONI Surabaya. Namun karena masih terjadi dualisme kepemimpinan di tubuh KONI, uang belum bisa dicairkan.

(Achmad Firdaus)

      
Follow WhatsApp Channel Okezone untuk update berita terbaru setiap hari
Topik Artikel :
Berita Terkait
Telusuri berita bola lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement