Senin, 10 November 2025, menjadi tanggal yang akan tertulis di buku sejarah. Menghadapi Honduras di laga pamungkas, Indonesia tampil tanpa beban namun penuh determinasi. Drama terjadi di babak kedua melalui aksi saling balas gol penalti. Evandra Florasta membuka keunggulan di menit ke-52, yang sempat disamakan oleh Luis Suazo dua menit berselang.
Puncak euforia terjadi di menit ke-72 ketika Fadly Alberto mencetak gol kemenangan. Skor 2-1 bertahan hingga peluit panjang. Kemenangan ini adalah yang pertama bagi Indonesia sepanjang sejarah partisipasi di Piala Dunia U-17, sekaligus menjadikan Indonesia sebagai satu-satunya negara Asia Tenggara yang pernah memetik poin penuh di ajang ini, melampaui catatan masa lalu Thailand.
Harapan untuk lolos ke babak 32 besar sempat membuncah. Dengan koleksi tiga poin, Timnas Indonesia U-17 berharap pada keajaiban di grup lain. Skenarionya rumit: Paraguay atau Arab Saudi harus kalah telak, sementara Uganda dan Cile tidak boleh menang.
Namun, takdir berkata lain. Di laga penentu, Uganda justru mengejutkan dengan mengalahkan Prancis 1-0, dan Paraguay bermain imbang melawan Irlandia. Selisih gol Indonesia yang mencapai -5 (akibat kekalahan telak dari Brasil) akhirnya menjadi batu sandungan. Garuda Asia finis di posisi ke-10 klasemen peringkat tiga terbaik, hanya terpaut sedikit dari zona aman delapan besar.