MASYARAKAT Indonesia lebih setuju Louis van Gaal atau Timur Kapadze untuk jadi pelatih Timnas Indonesia? Pertanyaan itu menarik untuk dibahas mengingat keduanya masuk dalam rumor pelatih Garuda selanjutnya.
Ya, kursi panas pelatih Timnas Indonesia resmi kosong setelah PSSI memecat Patrick Kluivert dan gerbong kepelatihannya pada Kamis, 16 Oktober 2025. Pemutusan kerja sama ini dilakukan menyusul kegagalan skuad Garuda melaju ke Piala Dunia 2026.
Kini, fokus publik dan federasi tertuju pada dua nama calon kuat yang ramai dibicarakan: Louis van Gaal, pelatih kawakan asal Belanda, dan Timur Kapadze, arsitek muda asal Uzbekistan yang sedang naik daun.
Dua sosok dengan profil dan latar belakang yang sangat berbeda ini menjadi perdebatan hangat di kalangan pecinta sepakbola Tanah Air. Siapa di antara mereka yang paling pantas memimpin revolusi baru Timnas Indonesia? Untuk menentukan pilihan, mari simak perbandingan rekam jejak kedua pelatih.
Louis van Gaal dikenal sebagai salah satu pelatih dengan koleksi trofi paling mentereng di Eropa. Sejak memulai karier kepelatihan di usia 40 tahun (1991), Van Gaal telah mengukir sejarah bersama klub-klub raksasa. Periode emasnya terjadi saat membesut Ajax Amsterdam (1991-1997), di mana ia menyumbangkan 11 trofi, termasuk gelar Liga Champions 1994-1995.
Kiprahnya berlanjut di Barcelona, memenangkan lima trofi termasuk dua gelar Liga Spanyol. Ia juga sukses membawa AZ Alkmaar menjuarai Eredivisie 2008-2009, meraih empat trofi bersama Bayern Munich (termasuk Bundesliga 2009-2010), dan terakhir memenangkan Piala FA 2014-2015 bersama Manchester United.
Lalu di level timnas, Van Gaal pernah membawa Belanda finis ketiga di Piala Dunia 2014 dan mencapai perempatfinal Piala Dunia 2022. Namun, faktor usia, yang mana kini umurnya sudah 74 tahun, dan kondisi kesehatan yang sempat membuatnya rehat panjang menjadi catatan.
Di sisi lain, Timur Kapadze adalah sosok yang mewakili generasi pelatih baru Asia. Pelatih asal Uzbekistan ini mencuat berkat prestasi manisnya bersama Timnas Uzbekistan.
Dilansir dari Transfermarkt, Kapadze memiliki catatan 66 kemenangan, 44 hasil imbang, dan 48 kekalahan dari total 158 laga, dengan tim asuhannya mencetak 250 gol dan kebobolan 166 gol.
Prestasi terbesarnya adalah mengantarkan Timnas Uzbekistan senior lolos untuk pertama kalinya ke Piala Dunia 2026, setelah tampil impresif di Kualifikasi Zona Asia. Padahal, ia baru ditunjuk pada Januari 2025.
Selain itu, Kapadze juga mengukir sejarah dengan membawa Timnas Uzbekistan U-23 lolos perdana ke Olimpiade 2024. Pengalaman sukses Kapadze di kompetisi Asia dan bersama tim usia muda menjadi nilai tambah yang signifikan untuk PSSI yang tengah fokus pada pembangunan jangka panjang.
Isu kedatangan Van Gaal muncul setelah jurnalis Spanyol Victor Catalina merespons kabar dari media Inggris The Touchline tentang pengumuman besar Van Gaal pada 20 Oktober 2025, dengan menulis "Selamat Datang Louis van Gaal" plus bendera Indonesia. Rumor ini tentu menghebohkan, mengingat reputasinya yang luar biasa.
Namun, rekam jejak Kapadze yang mampu membawa tim Asia Tengah sekelas Uzbekistan ke Piala Dunia, hanya dengan satu kekalahan dari 10 laga di babak kualifikasi, menjadikannya kandidat yang tidak bisa diremehkan. Kapadze terbukti mampu meracik strategi yang efektif dalam persaingan ketat di Asia.
Keputusan kini ada di tangan PSSI, dan tentu saja, masyarakat Indonesia. Apakah Timnas Indonesia membutuhkan pelatih dengan pengalaman global tak tertandingi, yang mungkin hanya sebentar karena faktor usia, seperti Louis van Gaal? Atau, apakah Indonesia lebih membutuhkan sentuhan pelatih muda yang sudah teruji sukses di panggung Asia dan memahami kultur sepak bola di kawasan ini, seperti Timur Kapadze? Pilihan ini akan menentukan arah pembangunan Skuad Garuda di masa depan.
(Rivan Nasri Rachman)