LEGENDA Timnas Irak, Safwan Abdulghani, merasa minder dengan Timnas Indonesia jelang Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Sebab, masa persiapan negaranya kurang maksimal.
Irak merupakan salah satu lawan Timnas Indonesia di Putaran 4 Kualifikasi Piala Dunia 2026. Adapun duel melawan Skuad Garuda akan digelar di King Abdullah Sports City, Jeddah, Arab Saudi, Minggu 12 Oktober 2025 dini hari WIB.
Secara rekor pertemuan, Irak sejatinya lebih unggul ketimbang timnas Indonesia. Dalam sembilan kali pertemuan sepanjang sejarah, The Lions of Mesopotamia mampu menang delapan kali atas Tim Merah Putih.
Total sebanyak 10 gol bersarang di gawang Timnas Indonesia asuhan Shin Tae-yong dalam tiga pertemuan terakhir. Selain itu, secara prestasi dan jam terbang di kompetisi internasional, jawara Piala Asia 2007 itu juga lebih superior.
Namun begitu, publik sepakbola Irak, salah satunya dari kalangan mantan pemain, justru khawatir. Masa persiapan pada FIFA Matchday September silam menjadi penyebabnya.
“Persiapan Timnas Irak akan buruk dibandingkan dengan (Timnas Arab) Saudi dan Indonesia untuk pertandingan krusial bulan depan,” kata Abdulghani, dilansir dari Winwin, Sabtu (27/9/2025).
“Hari ini, kami harus bekerja sesuai situasi saat ini, karena mustahil untuk mengamankan pertandingan persahabatan ketiga bagi tim sebelum ronde keempat,” imbuh eks Timnas Irak itu.
Untuk diketahui, Irak melakoni dua partai FIFA Matchday yang dinilai jauh dari kata ideal. Lawan di ajang King’s Cup 2025 yang digelar pada FIFA Matchday September 2025 berada jauh di bawah mereka secara kualitas.
Pada turnamen mini itu, Irak, yang menghuni urutan 58 dalam tabel peringkat FIFA, menghadapi Timnas Thailand yang duduk di peringkat 101. Adapun Timnas Hongkong, lawan lain Irak pada ajang tersebut bertengger di posisi 90.
Abdulghani menyebut Irak membutuhkan satu laga uji coba lagi jelang ronde keempat. Namun rencana itu dinilai mustahil lantaran pemain tidak akan dilepas klub jika di luar agenda FIFA.
“Pertandingan persahabatan apa pun tidak akan memberikan manfaat yang diinginkan tanpa kehadiran pemain profesional mengingat kesulitan mereka untuk bergabung dengan tim nasional komitmen mereka dengan klub, yang akan mencegah mereka bergabung lebih awal,” urai Abdulghani.
“Solusi idealnya adalah mengadakan TC berupa latihan intensif yang berfokus pada aspek fisik, teknik, dan taktik, untuk meningkatkan kesiapan pemain lokal dan mempersiapkan mereka secara optimal. Ini jika Graham Arnold (pelatih Irak) ingin menorehkan prestasi di luar negeri,” tutupnya.
(Wikanto Arungbudoyo)