KISAH Patrick Kluivert akan diulas Okezone. Pelatih baru Timnas Indonesia itu ternyata pernah jadi finalis Ballon dOr.
Patrick Kluivert dikenal sebagai pemain serbaguna dan kemampuannya mencetak gol sebanyak 205 kali dalam 472 pertandingan. Sosoknya bermain pada akhir 1990-an dan awal 2000-an.
Dirinya ikut menjadi bagian dari generasi emas Ajax Amsterdam. Dia menjadi pemain termuda yang mencetak gol di final Liga Champions UEFA 1994-1995 yang juga membuat Ajax memenangkan gelar juara kelima di Liga Champions kala itu.
Dilansir dari berbagai sumber pada Kamis (9/1/2025), Okezone telah merangkum kisah Patrick Kluivert, sebagai berikut.
Patrick Kluivert diketahui lahir pada 1 Juli 1976 di Amsterdam, Belanda. Sosoknya dikenal sebagai salah satu striker terbaik dalam sejarah sepakbola dunia.
Sebagai pelatih, Kluivert juga memiliki rekam jejak yang cukup mumpuni. Dia pernah menjadi asisten Louis van Gaal di Timnas Belanda.
Kluivert mengawali karier profesionalnya di Ajax Amsterdam. Pada usia 18 tahun, ia mencetak gol kemenangan di final Liga Champions UEFA 1995 melawan AC Milan. Aksinya ini menjadikannya pemain termuda yang mencetak gol di final kompetisi tersebut.
Selama tiga musim bersama Ajax, ia meraih berbagai gelar. Di antaranya, ada dua trofi Eredivisie dan Liga Champions.
Kemudian, Kluivert juga pernah membela Barcelona. Bersama tim itu, Kluivert menjadi salah satu penyerang andalan.
Ia mencetak 124 gol dalam 249 pertandingan di semua kompetisi, termasuk membantu tim memenangkan gelar La Liga 1998–1999. Setelah meninggalkan Barcelona, Kluivert bermain untuk Newcastle United, Valencia, PSV Eindhoven, dan Lille sebelum pensiun pada 2008.
Karier kepelatihan Patrick Kluivert dimulai ketika menangani klub Belanda, FC Twente U-21 pada 2011 hingga 2013. Patrick Kluivert telah memimpin 34 laga selama karier kepelatihannya, baik sebagai pelatih klub maupun tim nasional.
Sebagai asisten pelatih Timnas Belanda (2014), saat itu Kluivert membantu Louis van Gaal membawa tim meraih posisi ketiga di Piala Dunia FIFA 2014. Lalu, ia juga memimpin tim nasional Curacao sebelum beralih ke peran sebagai direktur olahraga di Paris Saint-Germain (PSG) dan akademi Barcelona.
