JAKARTA - PSSI menanggapi dengan santai permintaan Federasi Sepakbola Bahrain (BFA) soal pemindahan laga Timnas Indonesia vs Bahrain ke tempat netral. Menurut pemaparan Sekretaris Jenderal (Sekjen) PSSI, Yunus Nusi, permintaan BFA takkan mungkin dikabulkan oleh FIFA.
Sebelumnya, BFA sudah bersurat ke AFC dan FIFA terkait penolakan laga yang diagendakan di Stadion Utama Gelora Bung Karno (SUGBK), Jakarta pada 25 Maret 2025 mendatang. Penolakan mereka karena alasan keamanan.
Menanggapi hal itu, Yunus Nusi percaya FIFA tidak mudah mengeluarkan sebuah keputusan karena harus melakukan berbagai pertimbangan matang. Menurutnya, FIFA tidak akan bisa diintervensi meskipun Presiden AFC, Shaikh Salman bin Ibrahim dari Bahrain.
"Kami masih sangat yakin bahwa FIFA itu memiliki manajemen organisasi yang sangat sulit dan objektif. Saya kurang yakin kalau FIFA mengakomodir keinginan Bahrain," kata Yunus Nusi di Sekretariat PSSI Pers, Jumat (25/10/2024).
"Kami tahu bagaimana FIFA itu tidak bisa diintervensi oleh pihak manapun. Walaupun kami tahu Presiden AFC dari negara Bahrain, tapi FIFA tidak seperti itu memandangnya," tambahnya.
Pria berusia 54 tahun mengatakan kalau pun diakomodir permohonan, FIFA pasti datang ke Indonesia. Federasi sepak bola dunia itu menanyakan pada federasi, pemerintah apakah sanggung menjamin keamanan Timnas Bahrain.
“Kami yakin, FIFA kan sudah melihat kami menyelenggarakan Piala Dunia U-17 tahun lalu berjalan lancar. Australia, Vietnam, dan Filipina bertandang ke sini dan dilayani dengan baik dan tidak ada hal hal yang merugikan tim-tim yang datang ke sini,” sambung Yunus Nusi.
“Jadi, kami sangat optimis bahwa apapun yang diinginkan oleh Bahrain, FIFA tidak secepat itu untuk merespon dan memindahkan. Kami yakin tetap di Indonesia," sambungnya.
Perlu diketahui, Timnas Indonesia vs Bahrain sebelumnya sempat berjumpa di matchday ketiga Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 Zona Asia. Laga tersebut berakhir 2-2, namun berbagai kontroversi tercipta, termasuk keputusan wasit Ahmed Al Kaf yang berat sebelah alias lebih banyak menguntungkan Bahrain.
Karena alasan itu, netizen Tanah Air banyak yang menyerang via internet para pemain Timnas Bahrain, bahkan fedearasi sepakbola Bahrain. Serangan itulah yang membuat Bahrain khawatir jika main di Indonesia.
(Rivan Nasri Rachman)