KISAH Timnas Indonesia yang dulu Ketakutan melawan Vietnam hingga main sepakbola gajah kini telah berubah. Jangankan Timnas Vietnam, Australia dan Arab Saudi saja yang notabene tim langganan Piala Dunia kesulitan menghadapi Timnas Indonesia.
Balik ke tahun 1998. Timnas Indonesia dan Thailand bertemu di matchday pamungkas Grup A Piala AFF 1998. Di dua laga awal Grup A Piala AFF 1998, Timnas Indonesia dan Thailand sama-sama meraih kemenangan.
Namun, Timnas Indonesia berhak menempati posisi yang lebih baik karena unggul selisih gol. Kondisi ini membuat Timnas Indonesia dan Thailand sudah dinyatakan lolos ke semifinal Piala AFF 1998.
Di semifinal, juara Grup A akan menantang runner-up Grup B, sedangkan runner-up Grup A akan bersua juara Grup B. Di Grup B, Timnas Vietnam yang digadang-gadang menjadi juara grup justru finis sebagai runner-up grup.
Koleksi poin Vietnam sama persis dengan Singapura di posisi puncak (7 poin). Singapura berhak menempati posisi lebih baik karena unggul selisih gol dari Vietnam, yakni +5 berbanding +4 milik Vietnam.
Fakta ini membuat Timnas Indonesia dan Thailand ketar-ketir. Mereka Kompak tak mau finis sebagai juara Grup A agar tak bertemu tuan rumah Vietnam di semifinal Piala AFF 1998.
Alhasil, laga Timnas Indonesia dan Thailand berjalan aneh. Kedua tim seakan membiarkan lawan mencetak gol begitu saja. Tentu yang paling unik ketika bek Timnas Indonesia, Mursyid Effendi, secara sengaja membobol gawang skuad Garuda di menit 90.
(Momen Mursyid Effendi sengaja membobol gawangnya sendiri. (Foto: Istimewa)
Gol itu memastikan Thailand menang 3-2 atas Timnas Indonesia. Thailand pun finis sebagai juara Grup A dan memastikan bertemu runner-up Grup B, Vietnam, di semifinal. Di sisi lain, Timnas Indonesia yang finis runner-up Grup A bersua juara Grup B, Singapura.
Hasilnya, Vietnam menang 3-0 atas Thailand serta Timnas Indonesia tumbang 1-2 dari Singapura di semifinal Piala AFF 1998. Di partai puncak Piala AFF 1998, Singapura keluar sebagai juara setelah menang 1-0 atas Vietnam.
Kelar turnamen, FIFA memberi hukuman kepada Mursyid Effendi dan Federasi Sepakbola Indonesia (PSSI) dan Thailand (FAT). Mursyid Effendi dilarang bermain di turnamen internasional seumur hidup, sedangkan PSSI dan FAT diminta membayar denda USD40.000 atau setara Rp626 juta.
Berselang 26 tahun, sepakbola Indonesia sudah jauh meningkat. Terobosan yang dilakukan PSSI membuat level Timnas Indonesia pelan-pelan naik. Timnas Indonesia kini tak lagi inferior meski dihadapkan tim-tim Raksasa Asia.
(Timnas Indonesia mulai bersaing di Asia. (Foto: Aldi Chandra/MPI)
Terbukti di dua laga awal Grup C Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia, Timnas Indonesia Sanggup menahan Arab Saudi (1-1) dan Australia (0-0). Selanjutnya pada matchday ketiga dan keempat Grup C, Timnas Indonesia mengincar empat poin meski harus tandang ke markas Bahrain dan China.
Sekalipun bertemu Jepang di matchday kelima Grup C pada Jumat, 15 November 2024, Timnas Indonesia disinyalir takkan gentar. Karena itu, menarik menanti sejauh mana prestasi yang ditunjukkan skuad Garuda di babak ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia.
(Ramdani Bur)